Pasar Tanah Abang Mulai Ramai Jelang Ramadan, Ini Sejarahnya Dimulai Sejak 1735

Nasional

Senin, 17 Februari 2025 | 14:48 WIB
Pasar Tanah Abang Mulai Ramai Jelang Ramadan, Ini Sejarahnya Dimulai Sejak 1735
Pasar Tanah Abang. (TikTok @tanahabang.online)

Pasar Tanah Abang di Jakarta mulai ramai jelang Ramadan. Apalagi saat pertengahan Ramadan hingga Lebaran Pasar Tanah Abang biasanya padat pengunjung.

rb-1

Pengunjung biasanya berbelanja berbagai kebutuhan sandang untuk pakaian Ramadan. Selain itu, banyak yang berbelanja pakaian untuk dijual kembali saat bulan Ramadan hingga Lebaran.

Selain sebagai tempat berbelanja, akses yang mudah seperti tersedianya KRL mempermudah masyarakat untuk menjangkau Pasar Tanah Abang. Kini Pasar Tanah Abang bukan hanya sekadar tempat berbelanja, tapi sekaligus tempat wisata atau hiburan masyarakat.

Baca Juga: Sebentar Lagi, Para Muslim Akan Menyambut Bulan Ramadan 1446 H

rb-3

Pasar Tanah Abang tahun 1900-an. (Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen)

Keberadaan Pasar Tanah Abang sudah ada sejak lama bahkan sebelum era kemerdekaan. Pasar Tanah Abang sebelumnya dikenal sebagai Pasar Sabtu.

Pasar Tanah Abang dibangun oleh Yustinus Vinck pada 30 Agustus 1735. Yustinus Vinck mendirikan Pasar Tanah Abang Pasar atas izin dari Gubernur Jenderal Abraham Patras.

Izin yang diberikan saat itu untuk Pasar Tanah Abang adalah untuk berjualan tekstil serta barang kelontong dan hanya buka setiap hari Sabtu. Oleh karena itu, pasar ini disebut Pasar Sabtu.

Baca Juga: 3 Kerusakan Besar yang Pernah Ratakan Pasar Tanah Abang

Keberadaan Pasar Tanah Abang mampu menyaingi Pasar Senen (Welter Vreden) yang sudah lebih dulu maju. Pasar Senen dibangun oleh pemerintah kolonial pada tahun 1733.

Pasar Tanah Abang pernah porak poranda dan dibakar saat terjadi Peristiwa Geger Pecinan tahun 1740. Peristiwa ini yaitu pembantaian orang-orang Tionghoa yang dibarengi perusakan harta benda.

Pada tahun 1881, Pasar Tanah Abang kembali dibangun dan yang tadinya dibuka pada hari Sabtu, ditambah hari Rabu, sehingga Pasar Tanah Abang dibuka 2 kali seminggu.

Bangunan pasar pada mulanya sangat sederhana terdiri dari dinding bambu dan papan serta atap rumbia. Pasar Tanah Abang terus mengalami perbaikan hingga akhir abad ke-19 dan bagian lantainya mulai dikeraskan dengan pondasi adukan.

Pada tahun 1913, Pasar Tanah Abang kembali diperbaiki. Pada tahun 1926 pemerintah Batavia membongkar Pasar Tanah Abang dan diganti bangunan permanen berupa tiga los panjang dari tembok dan papan serta beratap genteng.

Pelataran parkir di depan pasar menjadi tempat parkir kuda-kuda penarik delman dan gerobak. Di situ tersedia kobakan air yang cukup besar, dan di seberang jalan ada toko yang khusus menjual dedak makanan kuda.

Beberapa puluh meter dari toko dedak ada sebuah gang yang dikenal sebagai Gang Madat, tempat lokalisasi para pemadat. Pada zaman pendudukan Jepang, pasar ini hampir tidak berfungsi dan menjadi tempat para gelandangan.

Pasar Tanah Abang. (Perumda Pasar Jaya)

Pasar Tanah Abang semakin berkembang setelah dibangunnya Stasiun Tanah Abang. Di tempat tersebut mulai dibangun tempat-tempat seperti Masjid Al Makmur dan Klenteng Hok Tek Tjen Sien yang keduanya seusia dengan Pasar Tanah Abang.

Pada tahun 1973, Pasar Tanah Abang diremajakan, diganti dengan 4 bangunan berlantai empat.

Hingga kini Pasar Tanah Abang masih jadi primadona berbelanja bagi masyarakat khususnya Jakarta dan sekitarnya. Meski sempat beberapa waktu lalu mengalami guncangan akibat berkurangnya pengunjung imbas toko online.

Tag Ramadan Pasar Tanah Abang Ramadan 2024 belanja ramadan terkini sejarah tanah abang ramadan 1446 h

Terkini