PDIP Tolak Kehadiran Atlet Senam Israel di Jakarta

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menolak kehadiran atlet Israel dalam kejuaraan Dunia Senam Artistik yang akan digelar pada akhir Oktober 2025 di Jakarta.
Penolakan ini menyampaikan juru bicara Guntur Romli dalam keterangan resminya dikutip FT News, Kamis 9 Oktober 2025.
Bangsa Indonesia tidak boleh memiliki kerja sama dengan pihak-pihak penjajah. Selama Israel masih menjajah tanah Palestina, kata Guntur kepada wartawan, Rabu (8/10/2025).
Baca Juga: Hari Ini, Delapan Saksi Diperiksa dalam Sidang Kasus Obstruction of Justice AKP Irfan Widyanto
Ia menegaskan sikap ini didasarkan pada Undang-Undang Dasar 1945 yang menolak penjajahan serta warisan sikap Presiden Soekarno yang menolak hubungan dengan Israel.
PDIP menegaskan bahwa selama Israel masih menjajah Palestina, Indonesia tidak boleh bekerja sama dengan negara penjajah tersebut.
PDIP tolak atlet Israel. [Istimewa]
Baca Juga: Jakarta Ingin Bangun Pulau Sampah? Contek Pulau Semakau!
Mereka juga menyatakan bahwa mengundang atlet Israel dalam situasi saat ini dapat memicu kemarahan masyarakat dan dianggap tidak sensitif terhadap penderitaan rakyat Palestina.
Sikap penolakan ini juga sama seperti sikap yang diambil PDIP ketika menolak kehadiran Timnas Israel pada Piala Dunia U-20 tahun 2023.
“Ini bukan sekedar retorika, melainkan diwujudkan melalui keputusan konkret di bidang olahraga dan diplomasi, yang mencerminkan komitmen anti-imperialisme dan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina,” ungkapnya.
Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Jakarta
Ilustrasi atlet senam. [Istimewa]
Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 akan diselenggarakan di Jakarta, Indonesia, pada tanggal 19-25 Oktober 2025, bertempat di Indonesia Arena.
Kejuaraan ini adalah yang pertama diadakan di Indonesia sekaligus di kawasan Asia Tenggara. Kompetisi akan mempertandingkan Senam Artistik Putra (MAG) dan Senam Artistik Putri (WAG) dengan sekitar 500 atlet dari 78 negara yang berpartisipasi.
Federasi Senam Israel telah mendaftar untuk berpartisipasi dalam kejuaraan ini. Namun, rencana keikutsertaan atlet Israel menimbulkan persetujuan dari berbagai pihak di Indonesia, termasuk dari partai PDIP dan kelompok masyarakat lain.
Menteri Luar Negeri Sugiono menyatukan situasi ini dan menegaskan bahwa penyelenggaraan berada di tangan Persatuan Senam Indonesia (Persani) serta keputusan soal visa para atlet ada pada pihak Imigrasi Indonesia.
Hingga kini, belum ada keputusan final terkait izin masuk atlet Israel.
Kejuaraan ini tidak termasuk kompetisi tim, melainkan individual dengan format yang memungkinkan sebuah federasi mengirimkan enam pesenam putra dan empat pesenam putri, serta maksimal tiga orang bertanding pada setiap alat.
Kejuaraan ini menjadi ajang penting di dunia senam dan menyita perhatian publik karena isu politik soal kehadiran atlet Israel.