FTNews – Saat menggunakan media sosial YouTube atau YouTube Music, kita terkadang sedikit merasa kesal akibat banyaknya iklan yang lalu-lalang. Oleh karena itu, YouTube memunculkan fitur YouTube Premium pada tahun 2013 agar para pengguna dapat menonton atau mendengarkan musik tanpa iklan.
Namun, fitur ini tidak cukup laku di kalangan pengguna media sosial besutan Google ini. Pasalnya, para pengguna lebih memilih untuk menggunakan ad-blocker untuk menghilangkan iklan-iklan tersebut.
Akhirnya, YouTube melarang keras penggunaan ad-blocker. Jika para pengguna menggunakan fitur ini, maka YouTube akan memutus akses menonton video di dalam platformnya.
Walaupun membutuhkan waktu sembilan tahun, akhirnya pengguna YouTube Premium mampu menembus angka 100 juta pelanggan pada bulan Januari 2024. Melalui blognya, Wakil Presiden Manajemen Produk YouTube, Adam Smith, mengatakan, YouTube Premium dapat membantu para artis dan pembuat konten di YouTube.
“YouTube Premium dapat membantu komunitas pembuat video dan artis yang berkembang, memberikan mereka sumber pendapatan tambahan dari langganan,†tulis Adam di blognya.
Para pelanggan fitur YouTube Premium dapat menikmati fasilitas tambahan milik YouTube. Seperti bebas iklan, dapat menonton video dengan resolusi tinggi, dan lain sebagainya. Selain itu, para pelanggan juga dapat mencoba fitur yang akan mereka luncurkan lebih dahulu.
“Kami juga bereksperimen dengan fitur AI generatif baru yang merupakan salah satu pengguna Premium yang pertama kali mencobanya,†lanjut Adam.
Selain fitur YouTube Premium, pelanggan Google One juga mencapai 100 juta pelanggan. Layanan ini merupakan layanan berbentuk cloud storage di mana para pelanggan mendapatkan penyimpanan yang lebih besar. Fitur ini dapat sebagai tempat penyimpanan untuk layanan Gmail, Google Drive, bahkan Google Photos.
