Pemerintah Malaysia Kaji Pembangunan Jembatan Penghubung ke Indonesia
Namun, rencana besar ini menuai kritik dari pihak oposisi. Pemimpin oposisi Melaka dari Partai Bersatu, Dr Yadzil Yaakub, mempertanyakan kemampuan keuangan pemerintah negara bagian dalam mendanai proyek berskala besar tersebut.
Menurut Dr Yadzil, pendapatan tahunan Melaka tergolong terbatas dan sebagian besar telah terserap untuk belanja operasional.
Rencana pembangunan jembatan penghubung Indonesia-Malaysia. [SeasiaNews]
Selain itu, Melaka juga masih memiliki kewajiban utang kepada sejumlah pihak, termasuk pemerintah federal.
“Dengan kondisi keuangan saat ini, proyek ini berpotensi menjadi beban baru bagi negara bagian,” katanya.
Tak hanya soal pendanaan, Dr Yadzil juga menyoroti potensi dampak lingkungan, khususnya terhadap garis pantai Melaka.
Ia menilai pembangunan jembatan berisiko mengganggu ekosistem pesisir dan menimbulkan masalah lingkungan jangka panjang.
Ia juga meragukan manfaat ekonomi proyek tersebut, dengan alasan wilayah di Indonesia yang akan menjadi titik penghubung jembatan bukan merupakan pusat ekonomi utama. Hal ini, menurutnya, dapat membuat pengembalian investasi bagi Melaka menjadi minim.
Meski demikian, pemerintah negara bagian menegaskan kajian awal akan dilakukan secara menyeluruh sebelum keputusan final diambil, termasuk mempertimbangkan kelayakan ekonomi, dampak lingkungan, serta manfaat jangka panjang bagi kedua negara.