Penelitian: Rutin Mengkonsumsi Jeruk Dapat Mengurangi Risiko Depresi

Lifestyle

Minggu, 02 Maret 2025 | 13:00 WIB
Penelitian: Rutin Mengkonsumsi Jeruk Dapat Mengurangi Risiko Depresi
Foto: Quang Nguyen Vinh,pexels.com

Ratusan juta orang di seluruh dunia hidup dengan gangguan depresi. Bahkan mereka harus dibantu dengan rutin meminum obat untuk mengendalikan depresinya. Namun penelitian menyebut, selain dengan obat-obatan, makanan juga bisa membantu meringankan depresi.

rb-1

Namun bukankah lebih baik mencegah dari pada mengobati?

Penelitian menyebut, makanan tertentu dapat mengurangi risiko terkena depresi. Sebuah penelitian menunjukkan perubahan gaya hidup tertentu dapat membantu menurunkan risiko seseorang terkena gangguan depresi, termasuk makanan tertentu seperti minyak zaitun dan kacang-kacangan. Bukan hanya makanan namun rajin berolahraga pun membantu mengurangi risiko depresi.

Baca Juga: BPOM: 23 Obat Sirop Pasien Gagal Ginjal Aman, Ini Daftarnya

rb-3

Foto: Pixabay, pexels.com

Baru-baru ini ada penelitian lainnya yang menyebut, diindikasikan mengkonsumsi jeruk dapat membantu menurunkan risiko depresi.

Dikutip dari Medical News Today, diperkirakan 280 juta orang di seluruh dunia hidup dengan depresi klinis, kondisi kesehatan mental yang memengaruhi suasana hati dan rasa percaya diri seseorang.

Ada sejumlah faktor risiko depresi, termasuk riwayat keluarga, perubahan hormonal, penyakit kronis lainnya dan stres terus-menerus.

Baca Juga: Ahli Uji Coba Transplantasi Jantung dan Ginjal Babi ke Tubuh Manusia

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup tertentu dapat membantu menurunkan risiko seseorang terkena depresi. Ini termasuk aktivitas fisik, tidur yang cukup, manajemen stres, dan makan makanan yang sehat.

Studi yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Microbiome telah mengidentifikasi jeruk sebagai makanan lain yang dapat membantu menurunkan risiko depresi.

"Kami menemukan bahwa mengonsumsi satu jeruk berukuran sedang sehari dapat menurunkan risiko terkena depresi sekitar 20%," kata Raaj Mehta, MD, MPH, seorang instruktur kedokteran di Harvard Medical School, seorang dokter di Rumah Sakit Umum Massachusetts, dan penulis utama penelitian ini dalam siaran pers.

"Dan efeknya tampaknya khusus untuk jeruk. Ketika kita melihat total konsumsi buah atau sayuran, atau pada buah-buahan individu lainnya seperti apel atau pisang, kita tidak melihat adanya hubungan antara asupan dan risiko depresi," jelasnya lebih lanjut.

Medical News Today berkesempatan untuk berbicara dengan Gary Small, MD, ketua psikiatri di Hackensack University Medical Center di New Jersey dan penulis lebih dari selusin buku tentang kesehatan perilaku, tentang penelitian ini.

“Penelitian terkini menunjukkan hubungan menarik antara mikrobioma usus, kesehatan otak, dan suasana hati,” kata Small, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

“Konsumsi buah jeruk dapat merangsang pertumbuhan jenis bakteri tertentu di usus manusia yang memengaruhi produksi neurotransmiter otak yang dapat meningkatkan suasana hati. Penelitian ini menawarkan kemungkinan penjelasan tentang bagaimana mengonsumsi jeruk dapat menurunkan risiko depresi di masa mendatang dan tentu saja mendukung pepatah lama: ‘Anda adalah apa yang Anda makan’.” Kata Gary Small, MD.

Ilustrasi/Foto: Nathan Cowley, pexels.com

“Depresi klinis yang mengganggu fungsi seseorang memengaruhi sekitar 15% orang di beberapa titik dalam hidup mereka,” lanjutnya. “Psikoterapi, obat antidepresan, dan perawatan lain efektif tetapi mahal dan tidak dapat diakses oleh semua orang.”

“Strategi pencegahan yang berhasil dapat berdampak penting pada kesehatan masyarakat karena depresi yang tidak diobati atau tidak diobati dengan baik meningkatkan risiko kematian seseorang, tidak hanya karena bunuh diri tetapi juga karena komorbiditas medis,” jelas Small.

“Orang yang lebih suka mengonsumsi buah segar juga cenderung berolahraga secara teratur dan menjalani kebiasaan gaya hidup sehat lainnya yang akan menurunkan risiko depresi,” imbuhnya.

“Diperlukan uji klinis acak dan terkontrol untuk mengonfirmasi hubungan kausal antara konsumsi jeruk dan risiko depresi.”

Foto: pexels.com

MNT juga berbicara dengan Rudolph Bedford, MD, seorang ahli gastroenterologi bersertifikat di Providence Saint John’s Health Center di Santa Monica, CA tentang penelitian ini.

“Kita tentu tahu bahwa mikrobioma mengatur banyak aspek tubuh, mulai dari sistem kekebalan tubuh hingga otak, jadi tidak mengherankan sama sekali bahwa mereka menemukan tidak adanya berbagai bakteri atau bakteri berlebihan yang dapat mengatur fungsi otak dan depresi serta masalah psiko-neurologis lainnya,” komentar Bedford, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Dia menjelaskan mengapa penting bagi para peneliti untuk terus menemukan cara baru untuk mencegah depresi, terutama sesuatu yang alami, seperti melalui pola makan seseorang.

"Jelas hal itu mencegah kita menggunakan berbagai obat untuk mengobati atau mencegah hal-hal seperti depresi, dan saya yakin ada juga kunci untuk mengatasi kecemasan dan perilaku psikologis lainnya," kata Bedford. "Yang penting kita tidak harus menggunakan obat untuk pengobatan." ***

Sumber: Medical News Today

Tag Kesehatan Jeruk Kendalikan Depresi Manfaat Kesehatan Jeruk

Terkini