Penjualan Tesla Cybertruck Hancur Lebur, Kontrak Rp 48 Triliun Turun Jadi Rp 123 Juta
Penurunan kontrak yang hampir 100% ini jelas menunjukkan Tesla tidak lagi membutuhkan material dalam jumlah besar, karena permintaan untuk Cybertruck jauh di bawah ekspektasi.
Masalah Besar di Balik Cybertruck
Fakta di lapangan mengonfirmasi hal ini:
- Penjualan Lesu: Dengan kapasitas produksi 250.000 unit/tahun, Cybertruck hanya terjual 20.000-25.000 unit/tahun.
- Gudang Penuh: Tesla sampai harus memberikan diskon dan insentif 0% untuk mengurangi stok yang menumpuk.
- Varian Termurah Dihentikan: Tesla menghentikan produksi varian termurah karena tidak ada peminat.
Jika Cybertruck tidak laku, Tesla tidak butuh baterai 4680. Jika tidak butuh baterai, kontrak raksasa itu pun praktis dibatalkan.
Masa Depan Suram Program "Cawan Suci" Tesla
Selama lima tahun, baterai 4680 digadang-gadang sebagai "cawan suci" untuk menciptakan mobil listrik seharga USD25.000. Kenyataannya, teknologi elektroda kering ternyata sulit diproduksi massal.
Kini, satu-satunya aplikasinya, Cybertruck, terbukti gagal menarik pasar massal. Rencana lain seperti 'Cybercab' yang tanpa kemudi juga akan menggunakan baterai ini, tetapi proyek itu sendiri masih penuh ketidakpastian.
Pemotongan kontrak senilai triliunan ini bukan sekadar penyesuaian, melainkan tanda runtuhnya salah satu program paling ambisius Tesla. Masa depan baterai 4680 dan mobil-mobil yang mengandalkannya kini dipertanyakan.
Sumber: electrec.co