Penolakan Sound Horeg Berujung Teror, Pak Eko: Ibu Saya Syok, Ayah Ketakutan

Seorang warga Desa Kepung, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, bernama Pak Eko, mengaku menjadi korban teror setelah menolak penggunaan sound system "horeg" (sound system berdaya besar yang biasa dipakai dalam hajatan).

Pengakuannya terekam dalam sebuah video yang diunggah oleh akun X (sebelumnya Twitter) @Heraloebss dan kemudian viral.

Baca Juga: Ternyata Bukan Memed, Ini Sosok Asli Pencipta Sound Horeg yang Jarang Diketahui

Dalam video tersebut, Pak Eko menyampaikan bahwa fotonya disebarluaskan di media sosial dan dicap sebagai pihak yang menolak keberadaan sound horeg.

Tak berhenti sampai di situ, sekelompok orang bahkan datang ke rumahnya sambil membawa sound system dan memutar musik dengan volume sangat tinggi, tepat di depan rumahnya.

“Mereka sengaja mengarahkan sound itu persis ke depan rumah. Awalnya dimatikan, lalu tiba-tiba disetel sekeras-kerasnya,” ungkap Pak Eko.

Baca Juga: Joget Dapat Saweran, Foto Bayar Rp5.000: Sound Horeg Lebih Cuan dari UMR?

Akibat insiden tersebut, ibunda Pak Eko yang sedang dalam kondisi sakit mengalami syok berat. Sang ayah pun merasa ketakutan akibat tekanan dan suara bising yang berlangsung di sekitar rumah mereka.

“Ibu syok berat, bapak juga ketakutan,” lanjutnya.

Beruntung, kasus ini segera mendapatkan perhatian dari Kapolres setempat. Dengan tindakan cepat dari pihak kepolisian, rombongan pelaku yang berada di depan rumah Pak Eko akhirnya berhasil dibubarkan dan situasi kembali kondusif.

Publik Geram: Ini Sudah Masuk Ranah Kriminal

Kejadian yang menimpa Pak Eko sontak mengundang reaksi dari warganet. Banyak yang menilai aksi teror ini sudah melampaui batas dan masuk dalam kategori tindak pidana.

“Ini sudah kriminal. Para pelaku harus dituntut secara hukum,” tulis akun @kipong.

“Pelapor seharusnya dilindungi, bukan malah dipublikasi dan diteror,” tambah akun @ba.

Sound Horeg Jadi Polemik Sosial

Sound Horeq (Instagram)

Penggunaan sound horeg di berbagai daerah memang tengah menjadi sorotan, terutama karena kerap menimbulkan gangguan kebisingan dan konflik antarwarga. Beberapa kasus bahkan berujung pada kekerasan atau ancaman.

Insiden di Kediri ini kembali menunjukkan pentingnya penegakan aturan tentang kebisingan serta perlindungan terhadap warga yang berani bersuara demi kenyamanan lingkungan.