Penyakit Mulut dan Kuku Merebak, Johan Nilai Pemerintah Gagal Lakukan Deteksi Dini
Kesehatan

Forumterkininews.id, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan menyesalkan munculnya penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia dengan ditemukannya penyakit tersebut pada 1.649 sapi ternak di Jawa Timur dan juga di Aceh
"Hal ini menunjukkan pemerintah gagal mengantisipasi masuknya penyakit ini yang diketahui telah membawa kerugian besar bagi dunia peternakan di tanah air, " ujarnya dalam keterangan rilis kepada Forumterkininews di Nusa Tenggara Barat, Rabu (11/5).
Politisi PKS ini menilai pemerintah gagal melakukan deteksi dini PMK. Padahal ini merupakan penyakit hewan menular yang paling ditakuti di dunia karena kerugian ekonomi dan sosial yang ditimbulkannya sangat besar
Baca Juga: Zainudin Amali Tinggalkan Menpora, Wapres: Tidak Masalah
Johan mendesak pemerintah segera mengantisipasi meluasnya penyakit ini demi keamanan pangan nasional. Apalagi sebentar lagi akan memasuki momen Idul Adha.
“Saya berharap pemerintah bertanggung jawab. Terutama atas kebijakan impor daging sapi dan kerbau. Dimana daging tersebut berasal dari negara-negara yang tidak bebas PMK. Hal ini berakibat fatal, bobolnya pertahanan PMK,†ungkap Johan.
Politisi PKS ini mendorong pemerintah melakukan isolasi pada daerah kabupaten/kota yang diidentifikasi sebagai sentra peternakan yang muncul suspect PMK serta daerah yang berisiko tinggi.
Baca Juga: Tak Terima Hasil Mukernas, Suharso Manoarfa: Saya Masih Ketua Umum PPP
"Seperti daerah yang berbatasan dengan negara yang belum bebas PMK dan daerah pasokan penerima ternak dari berbagai Pelabuhan di berbagai wilayah," urai Johan.
Antisipasi Kerugian Peternak Sapi
Johan mengatakan agar pemerintah lebih serius mewaspadai ancaman PMK. Karena berdampak luas secara sosial ekonomi terhadap pembangunan peternakan di Indonesia.
“Saya mengingatkan, wabah PMK ini bisa terjadi lebih cepat dari yang kita duga. Situasi ini akan memukul usaha peternakan rakyat. Pengamanan maksimal terhadap usaha peternakan rakyat harus diprioritaskan†tandas Johan.
Legislator Senayan ini tidak ingin wabah PMK menjadi ancaman yang menakutkan akibat kebijakan yang salah dan kinerja lambat pemerintah
“Harus ada antisipasi yang sistematis. Sebab wabah PMK ini dikenal sebagai 'airbone desease'. Sehingga penanganannya memerlukan kecepatan dan ketepatan,†cetus Johan,
Wakil rakyat dari dapil NTB 1 ini menjelaskan, ancaman wabah PMK akan menyebabkan rendahnya pertumbuhan populasi ternak. Serta meningkatkan risiko abortus dadakan diantara ternak-ternak produktif.
“Wabah PMK ini senantiasa menjangkiti sapi, kerbau, kambing, domba dan jenis-jenis hewan sebangsanya, yang juga bisa menular pada manusia. Kasus PMK yang ditemukan di jawa timur dan Aceh harusnya dapat meningkatkan kewaspadaan dini secara nasional," ujar Johan.