Peredaran Uang dalam Program MBG Capai Rp28 Triliun, Prof Dadan: Itu bukan Uang APBN tapi Mitra BGN
Nasional

Peredaran uang di masyarakat dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) mencapai Rp28 triliun. Lebih dari 15 juta penerima MBG di seluruh Indonesia dilayani oleh 5.103 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang pembiayaannya tidak berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), melainkan didukung oleh para mitra.
Hal ini diungkap Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana. Menurutnya, sebanyak 14.000 SPPG baru yang dipersiapkan BGN bekerja sama dengan mitra, dan biaya yang dikeluarkan untuk membangun SPPG ini tidak menggunakan APBN.
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana/Foto: dok BGN
Baca Juga: Respons Santai Nafa Urbach Dipandang Sebelah Mata Jadi Anggota DPR
"Ya, jadi semuanya membangun sendiri, dan kalau dihitung dengan uang, apa yang mereka sudah lakukan itu, satu satuan pelayanan itu membutuhkan kurang lebih antara Rp1,5 miliar sampai Rp2 miliar.”
“Jadi, uang yang sudah beredar di masyarakat ini sudah triliunan rupiah ya, sudah hampir Rp28 triliun, dan itu adalah bukan uang APBN, tetapi uang mitra. Jadi, kalau di daerah-daerah, toko bangunan itu kebanjiran pembelian untuk bahan baku membangun SPPG itu murni uang dari para mitra," tegas Dadan Hindayana.
Mitra BGN Membangun SPPG
Baca Juga: Soal Program MBG, KPK: Kami Terima Laporan Pengurangan Makanan harusnya Rp10.000 Diterima hanya Rp8000
Foto: dok BGN
Prof. Dadan Hindayana kemudian menyebutkan beberapa mitra BGN yang turut membangun SPPG, yaitu Kamar Dagang dan Industri (Kadin), ormas Muhammadiyah, Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), dan TNI.
"Jadi, MBG sendiri sampai sekarang baru menyerap Rp8,2 triliun yang difokuskan hanya untuk memberi intervensi gizi, sementara satuan pelayanannya merupakan bangunan yang dibangun oleh para mitra. Jadi, secara total memang uang yang beredar di masyarakat cukup besar," kata Dadan lagi, dilansir InfoPublik.
Restoran, Kafe hingga Hotel Memilih Berubah Fungsi Jadi SPPG
Dadan mengungkapkan saat ini sejumlah pemilik restoran, kafe, katering, bahkan hotel ada yang memilih untuk berubah fungsi menjadi SPPG dan ikut menyalurkan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Foto: dok BGN
"Jadi, juga banyak sekarang ini restoran, kafe, kemudian katering, bahkan ada hotel yang berubah fungsi dari melayani customer umum, (menjadi) melayani Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi dan mengirimkan makanan ke berbagai penerima manfaat. Jadi, kalau satu restoran biasanya melayani mungkin ya sekitar 500 pengunjung, sekarang itu satu restoran yang berubah fungsi jadi SPPG itu melayani 3.500 porsi, dan tidak ada satu pun yang parkir di restoran tersebut.
Jadi, makanan dikirim ke sekolah, atau ke rumah untuk ibu hamil, ibu menyusui (busui), dan anak balita. Itu yang saya laporkan (kepada Bapak Presiden, Red.)," ucapnya.***