Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II Naik 5.12 Persen, Ini Faktor Pendorongnya
Ekonomi Bisnis

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2025 tercatat sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year), meningkat dibanding kuartal I 2025 yang sebesar 4,87%.
Pertumbuhan ini juga melampaui ekspektasi para analis yang sebelumnya memproyeksikan sekitar 4,8%.
Beberapa faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi ini adalah peningkatan investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto/PMTB) yang tumbuh 6,99% YoY, tertinggi sejak kuartal II 2021.
Baca Juga: Rincian Harta Kekayaan Amalia Adininggar Widyasanti, Kepala BPS yang Baru Dilantik
Investasi Tumbuh
Ilustrasi investasi. [Istimewa]
Investasi tumbuh baik dari sektor swasta maupun pemerintah, termasuk proyek-proyek infrastruktur besar seperti pembangunan jalan tol, proyek 3 juta rumah, MRT Fase 2A DKI Jakarta, MRT Bali, dan proyek terowongan di Kalimantan Timur.
Baca Juga: Double Check Sabtu 28 Juni 2025: Stimulus Ekonomi Bisa Dongkrak Ekonomi?
Konsumsi rumah tangga yang masih menjadi motor utama pertumbuhan dengan kontribusi sebesar 54,25%. Pertumbuhan ekspor yang mencapai 10,67% YoY.
Kemudian BPS mencatat pertumbuhan sektor industri pengolahan dan jasa lainnya yang signifikan, termasuk industri komoditas seperti CPO, minyak goreng, makanan dan minuman.
Produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal II 2025 berdasarkan harga berlaku mencapai Rp5.947 triliun dan Rp3.396,3 triliun jika berdasarkan harga konstan.
Secara kuartalan, ekonomi Indonesia juga tumbuh 4,04% dibanding kuartal I 2025, menunjukkan pemulihan yang kuat dan ekspansi ekonomi yang berlanjut.
Dengan pertumbuhan ini, ekonomi Indonesia menunjukkan performa yang baik bahkan jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia da Singapura, meskipun masih di bawah pertumbuhan Vietnam.
Melampaui Ekspektasi
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. [Istimewa]
Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin, memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya.
“Secara tahunan (year-on-year), saya memproyeksikan ekonomi tumbuh di kisaran 4,8 persen, sementara secara kuartalan berpotensi tumbuh di bawah 4 persen,” kata Gunawan, Selasa (5/8/2025).
Ia menyebut, realisasi PDB yang lebih buruk dari ekspektasi bisa menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan domestik.
“Meskipun sebagian besar pelaku pasar sudah mengantisipasi PDB di bawah 5 persen, jika hasilnya di bawah ekspektasi, tekanan bisa meningkat,” ujarnya.
Pada pembukaan perdagangan pagi ini, IHSG sempat menguat ke level 7.502. Namun, Gunawan memperkirakan indeks tidak akan banyak bergerak hingga rilis resmi data PDB oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
“Pelaku pasar akan sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi hari ini. Setelah data PDB dirilis, bukan tidak mungkin IHSG maupun rupiah akan bergerak volatil, bisa melemah atau justru menguat tajam,” jelas Gunawan.