PM Pakistan Shehbaz Sharif Bertemu Presiden Turki Erdogan di Tengah Ketegangan dengan India

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif di Istanbul. Pertemuan itu dilakukan setelah konflik militer antara Islamabad dan New Delhi belum lama ini.

Dikutip Al Jazeera, kantor Erdogan pada Minggu, 26 Mei 2025, menyatakan kedua negara akan berusaha untuk meningkatkan kerja sama, khususnya di bidang pertahanan, energi, dan transportasi.

Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Baca Juga: WN Pakistan dan Malaysia Dideportasi, Terlibat Investasi Fiktif dan Penipuan

Pertemuan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif. (Twitter @CMShehbaz)

Erdogan mengatakan kepada PM Sharif bahwa Turki dan Pakistan berkepentingan untuk meningkatkan solidaritas di bidang pendidikan, pertukaran intelijen, dan dukungan teknologi dalam perang melawan “terorisme”.

Pertemuan di ibu kota komersial Turki itu terjadi ketika Ankara menghadapi reaksi keras dari India atas dugaan pasokan senjata ke Islamabad selama konflik baru-baru ini antara dua negara tetangga di Asia Selatan tersebut. Ankara membantah mengirim senjata ke Pakistan.

Baca Juga: Tentara India Tembak Mati Warga Pakistan di Perbatasan

Dalam beberapa pekan terakhir, Erdogan telah menyatakan solidaritasnya dengan Pakistan setelah India melakukan serangan militer di sembilan lokasi di Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan.

New Delhi mengatakan serangan-serangan itu merupakan respons terhadap serangan tanggal 22 April terhadap wisatawan yang dilakukan oleh pejuang bersenjata di Pahalgam di Kashmir yang dikelola India, yang menewaskan 25 warga India dan satu warga negara Nepal. India menuduh Pakistan secara tidak langsung mendukung serangan tersebut – namun Pakistan membantahnya.

Genjatan Senjata Pakistan-India

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Twitter @trpresidency )

Turki telah memperingatkan risiko “perang habis-habisan” antara kedua negara bertetangga yang mempunyai senjata nuklir dan meminta kedua belah pihak untuk “menunjukkan akal sehat” untuk mengurangi ketegangan, sambil menyatakan dukungannya terhadap permintaan Islamabad untuk melakukan penyelidikan internasional atas serangan Pahalgam.

Kedua negara mengumumkan gencatan senjata pada 10 Mei 2025. Sebelumnya kedua negara juga terlibat saling serang di perbatasan.