Polisi: Kematian Satu Keluarga di Kalideres Bukan karena Kelaparan

Forumterkininews.id, Jakarta – Polda Metro Jaya menegaskan terkait kematian empat orang yang merupakan satu keluarga di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, pada Kamis (10/11) itu dipastikan bukan meninggal dunia karena kelaparan.

“Bisa disampaikan bahwa kita tidak menemukan adanya penyebab utamanya karena mati kelaparan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan dalam keterangannya pada Selasa (15/11).

Lebih lanjut ia mengatakan hingga saat ini penyidik baik dari Polres Metro Jakarta Barat dan Polda Metro Jaya masih menyelidiki penyebab kematian para korban.

Sementara itu nantinya penyebab kematian satu keluarga itu akan disampaikan setelah hasil otopsi dan pemeriksaan forensik keluar.

“Kita udah dapet beberapa bukti di tkp, petunjuk dsb, tetapi memang belum bisa kami sampaikan secara langsung dan detail karena masih memerlukan waktu, tetapi memang ini bisa dikatakan untuk sementara memang tidak mengarah kepada kelaparan,” ucap Zulpan.

Sebelumnya diberitakan, penyebab kematian satu keluarga yang terjadi di dalam satu rumah di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, pada Kamis (10/11) masih terus diselidiki oleh pihak kepolisian.

Dua Teori Kriminolog

Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala mengatakan terdapat dua teori yang berkaitan dengan kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

“Yang pertama yaitu kemungkinan sebagian dari mereka, khususnya yang lansia tidak kelaparan, tapi dilaparkan. Mereka tidak diberi makan sampai mati. Keempatnya kemudian bunuh diri dengan cara tertentu yang bisa terlihat melalui otopsi,” kata Andrianus, dalam keterangannya, Selasa (15/11).

Lebih lanjut ia mengatakan teori yang kedua yaitu keempatnya adalah penganut keyakinan menyimpang tentang hidup setelah mati. Terkait hal ini tindakan melaparkan diri adalah bagian untuk mencapai kesempurnaan hidup.

BACA JUGA:   Bareskrim Polri Gagalkan Penyelundupan 149 Kg Sabu Jaringan Aceh-Malaysia

Sementara itu ia mengatakan dari kedua teori yang diungkap, menurutnya hal yang paling masuk akal adalah teori kedua.

“Teori kedua yang benar. Jadi mungkin mereka punya keyakinan kepercayaan yang agak beda. Sehingga ada sebuah tindakan yang disengaja boleh dibilang begitu,” ujar Andiranus dia.

Adapun hal yang mendukung teorinya yaitu ketika pihak kepolisian menyita sebuah buku dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP).

“Itu memang kelompok kecil yang punya keyakinan mengenai hidup setelah mati. Hal tersebut saya sebut apokaliptik,” ucap Andrianus.

Artikel Terkait