Profil dan Sejarah Sritex, Tutup per 1 Maret 2025 dan PHK Massal Pekerja

Hukum

Jumat, 28 Februari 2025 | 15:11 WIB
Profil dan Sejarah Sritex, Tutup per 1 Maret 2025 dan PHK Massal Pekerja
PT Sri Rejeki Isman Tbk atau lebih dikenal dengan nama Sritex, tutup pabrik mulai 1 Maret 2025. [Dok. Istimewa]

Sritex, perusahaan tekstil terbesar dan terkemuka di Indonesia, umumkan akan tutup pabrik mulai besok, 1 Maret 2025. PHK massal pun dilakukan terhadap para karyawannya.

rb-1

Tercatat ada sekitar 8.400 karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat penutupan PT Sritex.

Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Sukoharjo menyatakan bahwa karyawan Sritex dikenakan PHK per 26 Februari, terakhir bekerja pada Jumat 28 Februari, dan perusahaan ditutup mulai tanggal 1 Maret 2025.

Baca Juga: PT Sritex Tutup Total, Kemnaker Janji Perjuangkan Hak-hak Pekerja

rb-3

"Jumlah karyawan Sritex yang terkena PHK sebanyak 8.400 orang. Urusan pesangon menjadi tanggung jawab kurator. Sedangkan jaminan hari tua, menjadi kewenangan BPJS Ketenagakerjaan," ungkap Kadisperinaker Sukoharjo Sumarno, Kamis (27/2/2025).

Profil Sritex

PT Sri Rejeki Isman Tbk atau lebih dikenal dengan nama Sritex, merupakan perusahaan tekstil yang berkantor pusat di Sukoharjo, Jawa Tengah. Bicara Sritex maka tak bisa dilepaskan dari sejarah sosok HM Lukminto.

Baca Juga: PT Sritex Tutup Total, 8.400 Karyawan Terkena PHK

HM Lukminto merupakan pendiri Sritex yang berawal dari perdagangan tekstil di Pasar Klewer, Solo, pada tahun 1966 dengan nama UD Sri Redjeki. Dua tahun kemudian mulai berekspansi.

Tepatnya pada 1968, UD Sri Redjeki mendirikan pabrik cetak pertama di Joyosuran, Solo, di mana pabrik ini untuk memproduksi kain mentah dan bahan putihan. Sepuluh tahun kemudian perusahaan mulai berkembang.

Sritex membuka pabrik cetak pertamanya yang menghasilkan kain putih dan berwarna di Solo pada tahun 1968. [Dok. Sritex]

Pada tahun 1978, UD Sri Redjeki resmi mengubah nama dan badan hukum menjadi PT Sri Rejeki Isman yang terus bertahan hingga sekarang. Pada 1982, Sritex mendirikan pabrik penenunan pertamanya.

Dua tahun kemudian, Sritex dipercaya memproduksi seragam militer untuk pasukan militer asing, yakni NATO dan Jerman. Di era 1990-an, Sritex mulai merambah pasar ekspor dan jadi pemasok terpercaya bagi berbagai brand ternama dunia.

Perusahaan ini dikenal luas sebagai produsen seragam militer. Serta pakaian formal dan tekstil berkualitas tinggi lainnya.

Kejayaan Sritex semakin terlihat saat perusahaan tersebut go public dengan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2013, dengan kode saham SRIL.

Pada 2018, Sritex mengakuisisi PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries untuk meningkatkan kapasitas pemintalannya.

Kepemilikan Sritex saat ini dipegang oleh Iwan Kurniawan Lukminto, generasi kedua HM Lukminto.

Karyawan Sritex masuk kerja. [Facebook]

Di balik kesuksesan yang telah diraih, Sritex menghadapi tantangan berat dan persaingan global yang ketat.

Isu kebangkrutan perusahaan tekstil besar ini mulai terdengar sejak Juni 2024, ketika Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mengumumkan 13.800 pekerja tekstil mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kekinian Sritex tutup pabrik mulai 1 Maret 2025 dan lakukan PHK massal terhadap ribuan karyawannya.

Tag PT Sritex Sritex Tutup Sritex PHK Karyawan Profil Sritex Sejarah Sritex

Terkini