Profil Hoho Alkaf, Kepala Desa Nyentrik di Kabupaten Banjarnegara Jateng: Dicintai Warga Meski Tubuh Penuh Tato

Cuaca ekstrem kini tengah melanda sejumlah daerah di Indonesia, salah satunya adalah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Pada Selasa (10/12/2024) lalu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara mencatat setidaknya ada 25 titik lokasi bencana, yang meliputi angin kencang, longsor dan juga banjir.
Di hari yang sama, sebuah jembatan di Desa Karangtengahm Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, putus karena diterjang banjir.
Baca Juga: Kades Hoho Alkaf Nekat Temui Dedi Mulyadi Pakai Celana Jeans Bolong, Begini Endingnya!
Di Desa Duren, Kecamatan pagedingan, sedikitnya 34 rumah rusak akibat tanah bergerak, setelah daerah itu diterjang hujan deras.
Tak hanya itu, bencana tanah longsor juga menghantui sejumlah wilayah di Kabupaten Banjarnegara.
Berbicara soal Kabupaten Banjarnegara, ada satu sosok unik yang pernah terpilih sebagai salah satu kepala desa.
Sosok itu adalah Hoho Alkaf, yang kini menjabat sebagai Kepala Desa (Kades) Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara.
Alkaf sempat mencuri perhatian publik beberapa waktu lalu, karena tubuhnya dpenuhi tato.
Baca Juga: Dikira Gangster Hingga Akan Jadi Calo Terminal Pasca Pensiun, Kades Hoho Alkaf: Saya Mau Nyangkul...
Penampilannya lebih mirip anggota Yakuza di jepang dibanding seorang Kades. Sebab hampir semua bagian tubuh Alkaf dipenuhi dengan tato, mulai dari tangan, dada dang punggung.
Ini tentu membuat banyak orang penasaran, bagaimana seseorang yang tubuhnya penuh tato biisa menjadi kepala desa.
Seperti apa sosok Hoho Alkaf sebenarnya? Berikut ulasannya.
Profil Hoho Alkaf
Hoho Alkaf menjabat sebagai Kades Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, sejak 2019 lalu.
Ia merupakan pemuda kelahiran tahun 1988 dan meruoakan anak bungsu dari 4 bersaudara. Ayahnya adalah almarhum H. Siswoyo Siswoharsono dan ibunya almarhumah Hj. Sri Hartati.
Sebelum menjadi kepala desa, Hoho Alkaf merupakan seorang pengusaha yang meneruskan usaha orang tuanya di bidang jasa konstruksi.
Ia kerap menggarap proyek pembangunan infrastruktur dan juga menyewakan alat berat.
Bicara soal pendidikan, ia merupakan lulusan dari Universitas Sultan Agung (Unisula) Semarang, Jawa tengah.
Masa lalu yang kelam
Tato yang ada di tubuh Alkaf merupakan gambaran dari masa lalunya yang kelam. Ia mengaku pertama kali membuat tato ketika duduk di bangku sekolah.
Sebagai remaja, ia mengaku juga pernah melakukan kenakalan, seperti menindik telinga, tawuran dan mabuk-mabukan.
Ia mengaku, perilaku negatif itu dilakukan karena dirinya terpengaruh dengan tontonan. Alkaf mengatakan senang sekali dengan film bertema gangster.
Ingin mengabdi pada masyarakat
Namun seiring berjalannya waktu, ia mulai memperbaiki kualitas hidupnya. Pelan-pelan ia berubah jadi lebih baik.
Salah satu titik balik kehidupannya adalah setelah ia menikah dan memiliki seorang anak.
Setelah itu kedua orang tuanya meninggal dunia. Ini membuat tanggung jawab Alkaf terhadap hidupnya makin besar.
Ketika memutuskan maju dalam Pilkades Purwasaba, Alkaf bertekad ingin mengabdikan dirinya untuk masyarakat.
Ia tak gentar, meski ada saja pihak yang mengungkit masa lalunya. Kini Alkaf hanya ingin memimpin dan memajukan desanya.