Profil Ponpes Lirboyo, Seabad Lebih Berdiri Kini Disinggung Trans7
 141020256.jpg)
Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo di Kediri, Jawa Timur menjadi sorotan setelah tayangan kontroversi Trans7. Tayangan tersebut berisi konten tradisi pemberian amplop hingga kehidupan mewah kiai.
Program yang kini ditarik merupakan tayangan "Xpose Uncensored" Trans7, pada tanggal 13 Oktober 2025. Belakangan diketahui bahwa Pesantren Lirboyo yang menjadi obyek dari tayangan tersebut.
Pesantren Lirboyo kemudian melayangkan protes dan menuntut pihak Trans7 meminta maaf. Tayangan tersebut dianggap merendahkan baik pondok pesantren maupun kiai.
Profil Pesantren Lirboyo
Pengasuh Ponpes Lirboyo K.H. M. Anwar Manshur. (wikipedia)
Pondok Pesantren Lirboyo terletak di Kelurahan Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Pesantren ini dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tertua dan terbesar di Indonesia.
Didirikan pada tahun 1910 M oleh K.H. Abdul Karim, pesantren ini kini berada di bawah kepemimpinan salah satu cucunya, K.H. M. Anwar Manshur. Sejak awal berdirinya, Lirboyo dikenal sebagai pusat pembelajaran agama yang berpegang pada tradisi salaf.
Sebagai pesantren salaf, Pondok Pesantren Lirboyo menekankan pada kemampuan membaca dan mengkaji kitab salaf atau kitab kuning. Pendekatan ini menjadikan santri Lirboyo dikenal memiliki dasar keilmuan agama yang kuat dan mendalam.
Pesantren Lirboyo juga memiliki hubungan yang erat dengan organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Afiliasi ini memperkuat peran pesantren dalam menjaga tradisi keagamaan dan keilmuan Islam Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia.
Selain fokus pada pendidikan agama, Lirboyo juga aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Banyak santrinya yang ikut berjuang di medan perang, termasuk dalam Pertempuran 10 November di Surabaya.
Sejarah Pesantren Lirboyo
Ponpes Lirboyo didirikan oleh KH Abdul Karim. (wikipedia)
Pondok Pesantren Lirboyo didirikan oleh K.H. Abdul Karim pada tahun 1910 M di Desa Lirboyo, Kediri. Sebelum menetap di sana, Abdul Karim sempat mengajar di Pondok Pesantren Tebuireng asuhan K.H. Hasyim Asy’ari, sahabatnya semasa berguru kepada Syaikhona Kholil Bangkalan.
Setelah menikah dengan Nyai Khodijah binti K.H. Sholeh dari Banjarmlati, Kediri, K.H. Abdul Karim menetap di Desa Lirboyo. Atas dorongan mertuanya, beliau mendirikan pondok untuk menyebarkan ajaran Islam agar dakwahnya menjangkau masyarakat lebih luas.
Santri pertama Pondok Pesantren Lirboyo berasal dari berbagai daerah seperti Madiun, Magelang, dan Kediri. Seiring berjalannya waktu, jumlah santri semakin bertambah hingga pesantren ini dikenal luas di dalam maupun luar Kediri.
Pada tahun 1913, K.H. Abdul Karim membangun Masjid Lawang Songo yang hingga kini masih berdiri sebagai pusat ibadah dan kegiatan santri. Kini, Pondok Pesantren Lirboyo telah berkembang pesat menjadi pusat studi Islam klasik yang melahirkan banyak tokoh berilmu dan berakhlak, serta tetap mempertahankan tradisi salaf di tengah arus modernisasi.