Proyek Mie Gacoan Tuai Polemik, Wali Kota Ambil Langkah Tanggung Jawab Pribadi
Daerah

Beberapa waktu terakhir, pembangunan gerai Mie Gacoan di Kota Gorontalo menjadi perbincangan hangat publik. Namun, sorotan tersebut bukan tertuju pada desain bangunan atau kecepatan konstruksi, melainkan pada kasus keterlambatan pembayaran gaji para pekerja bangunan.
Tercatat sekitar 35 pekerja yang mengerjakan proyek pembangunan tersebut belum menerima hak mereka. Permasalahan ini muncul karena pihak kontraktor yang berperan sebagai pihak ketiga dalam proyek tersebut belum memenuhi kewajibannya membayar upah para buruh. Kondisi ini menyebar luas di media sosial dan memicu perhatian serta empati dari masyarakat luas.
Wali Kota Turun Tangan, Gaji Dibayar dari Kantong Pribadi
Adhan Dambae (instagram.com/adhandambea)
Merespons kegelisahan para pekerja dan masyarakat, Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, memilih untuk tidak tinggal diam. Dengan tegas dan penuh tanggung jawab, Adhan turun langsung menyelesaikan persoalan tersebut. Ia bahkan menggunakan dana pribadinya untuk menalangi gaji yang belum dibayar, sebagai bentuk kepeduliannya terhadap warga.
Adhan menyerahkan langsung uang sejumlah Rp61.250.000 kepada para buruh yang terdampak. Angka tersebut merupakan separuh dari total tunggakan upah yang mencapai Rp122,5 juta. Ia menegaskan bahwa dana yang digunakan bukan bersumber dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), melainkan murni dari kantong pribadinya.
“Itu pakai uang pribadi saya, bukan APBD. Ini bentuk tanggung jawab saya sebagai kepala daerah,” ujar Adhan.
Profil Singkat Adhan Dambea: Pemimpin yang Dekat dengan Rakyat
Adhan Dambea (Instagram)
Adhan Dambea bukanlah sosok baru dalam dunia politik Gorontalo. Ia adalah Wali Kota Gorontalo periode 2025–2030, dan memulai kiprahnya sebagai anggota DPRD Kota Gorontalo sejak 2004 hingga 2019. Sebagai kader dari Partai Gerindra, Adhan dikenal sebagai pemimpin yang vokal, lugas, dan dekat dengan rakyat.
Ia merupakan lulusan Magister dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, yang aktif menyuarakan kepentingan rakyat dalam setiap kebijakan yang diambil. Tindakannya membayar upah para buruh bukan semata karena pencitraan politik, melainkan wujud nyata dari prinsip yang ia pegang teguh: membela rakyat kecil.
“Ini tidak ada kepentingan apa-apa, apalagi hubungan dengan Mie Gacoan. Saya hanya ingin rakyat jangan dizalimi,” tegas Adhan.