Daerah

Remaja Bandung Dijanjikan Gabung Klub Bola, Malah Diseret ke Kamboja Diduga Jadi Korban TPPO

19 November 2025 | 06:35 WIB
Remaja Bandung Dijanjikan Gabung Klub Bola, Malah Diseret ke Kamboja Diduga Jadi Korban TPPO
Rizki dikabarkan hilang di Kamboja (X)

Harapan besar Rizki Nurfadhilah, remaja 18 tahun asal Citereup, Dayeuhkolot, Bandung, untuk menapaki dunia sepak bola profesional berakhir dengan tragedi tak terbayangkan.

rb-1

Berangkat dari rumah dengan keyakinan bahwa ia akan bergabung dengan sebuah klub di Medan, Sumatera Utara, Rizki justru terjebak dalam situasi yang jauh dari mimpi besarnya.

Kisah memilukan ini mencuat setelah akun Instagram pegiat media sosial @dhemit_is_back, pada 18 November 2025, mengungkap bahwa Rizki ternyata dibawa hingga ke Kamboja dan menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Baca Juga: Jelang Sidang Kasus Topan Ginting, Rumah Hakim yang Menangani Kebakaran

rb-3

Tawaran pekerjaan yang tampak meyakinkan itu rupanya hanyalah bagian dari skenario rapi sindikat kriminal.

Dari Lapangan Hijau ke Jeratan Perbudakan Modern

Baca Juga: Seblak Bandung Guncang Thailand, Artis Papan Atas Davika Hoorne Bilang 'Aroi'

Informasi mengenai kondisi Rizki di luar negeri langsung memancing kepedihan publik. Laporan yang beredar menggambarkan situasi sangat mengenaskan.

Alih-alih berada di lapangan hijau seperti yang ia bayangkan, pemuda itu diduga menghadapi kekerasan fisik dan tekanan mental yang luar biasa.

Unggahan akun @dhemit_is_back menyebut kondisi Rizki sangat memprihatinkan. Ia dipaksa bekerja di bawah tekanan keras, tanda jelas praktik perbudakan modern yang masih terjadi di sejumlah negara Asia Tenggara. Pada usia yang masih belia, Rizki harus berhadapan dengan kekejaman sindikat internasional yang tak segan menyiksa korbannya demi keuntungan ilegal.

Kondisi mental Rizki pun dilaporkan memburuk. Harapan untuk pulang tampak kian menjauh, sementara hari-harinya dipenuhi ancaman dan ketakutan.

Beberapa aktivis yang menangani kasus serupa menyebut bahwa korban TPPO kerap dipaksa bekerja di pusat kejahatan siber, kasino ilegal, hingga pusat penipuan daring lingkungan yang penuh tekanan dan ancaman kekerasan. Hal itu membuat publik semakin resah terhadap kondisi Rizki.

Gelombang Dukungan dan Amarah Publik

Komentar Netizen (X)Komentar Netizen (X)

Kasus ini langsung memicu gelombang emosi masyarakat. Media sosial seketika berubah menjadi ruang solidaritas, tempat ribuan warganet mengirimkan doa dan harapan agar Rizki segera diselamatkan. Unggahan dari akun @turainaayu hingga @yantibundafi dipenuhi ungkapan kesedihan dan harapan agar Tuhan melindungi remaja tersebut.

Di sisi lain, kemarahan masyarakat turut meledak. Para pelaku yang memanfaatkan ketidaktahuan dan ambisi pemuda seperti Rizki mendapat kecaman keras. Banyak yang menilai bahwa sindikat TPPO kini bergerak semakin licin, memanfaatkan impian anak muda untuk menjebak korban baru.

Peringatan keras juga disuarakan akun @ardic2985Zuzu, yang mengingatkan bahwa penipuan lowongan kerja dan perdagangan manusia telah menjadi ancaman serius. Kejadian ini menjadi tamparan keras agar masyarakat lebih waspada terhadap tawaran “kerja cepat” atau “peluang emas” yang tidak jelas sumbernya.

Pakar keamanan siber menambahkan bahwa modus TPPO modern sering dibungkus dengan narasi profesional: rekrutmen atlet, tawaran kerja luar negeri, hingga janji gaji tinggi. Banyak korban akhirnya terjebak karena komunikasi para pelaku tampak rapi dan meyakinkan.

Harapan Terakhir untuk Rizki: Menemukan Jalan Pulang

Meski situasi masih gelap, masyarakat tetap menaruh harapan pada pihak berwenang untuk bergerak cepat menyelamatkan Rizki. Banyak yang mendesak pemerintah bekerja sama dengan aparat internasional untuk melacak keberadaan korban secara akurat.

Kisah tragis ini menjadi pengingat bahwa mimpi besar bisa berubah menjadi jerat berbahaya bila tidak diiringi kewaspadaan. Semoga apa yang menimpa Rizki menjadi pelajaran bagi semua pihak, sekaligus pemicu upaya lebih serius untuk memberantas TPPO hingga ke akarnya.

Tag bandung medan Remaja Bandung korban TPPO ke Kamboja Rizki Nurfadhilah