Rudal Iran Gempur Tel Aviv dan Haifa, Balas Serangan Israel ke Fasilitas Nuklir
Politik

Konflik antara Iran dan Israel kembali memanas. Dalam gelombang serangan terbaru pada Minggu (22/6/2025), Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) meluncurkan puluhan rudal balistik jarak jauh ke berbagai target strategis di wilayah yang diduduki Israel, termasuk Tel Aviv dan Haifa.
Serangan ini menjadi bagian dari Operasi True Promise III, gelombang ke-20 sejak Iran memulai aksi balas dendam atas agresi militer Israel yang menewaskan ratusan warganya.
30 Rudal Ditembakkan ke Iran
Baca Juga: Iran Acak-acak Israel: Rekrut Warga Zionis, Bajak Dokumen Rahasia
Foto anak-anak yang tewas akibat serangan Israel dipamerkan oleh Tasnim News di media sosial. (X @tasnimnews_EN)
Menurut laporan media Israel, seperti dilansir Tasnim News, media yang berafiliasi dengan IRGC, sedikitnya 30 rudal ditembakkan Iran ke sejumlah titik vital seperti Bandara Internasional Ben Gurion, pusat penelitian biologi militer, pangkalan logistik, serta pusat komando dan kendali militer Israel.
Baca Juga: Pertama Kalinya 2 Organisasi HAM Dalam Negeri Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Iran menggunakan rudal berbahan bakar cair dan padat dengan hulu ledak berkekuatan tinggi. Beberapa di antaranya berhasil menembus sistem pertahanan udara canggih milik Israel.
Balasan atas Serangan Brutal Israel
Rudal yang diluncurkan oleh Iran saat menyerang kota di Israel. (X @tasnimnews_EN)
Serangan rudal ini merupakan respons atas agresi militer Israel pada 13 Juni lalu, yang menghantam fasilitas nuklir, instalasi militer, dan kawasan permukiman di Iran. Serangan tersebut menewaskan lebih dari 400 warga sipil dan militer, termasuk komandan tinggi IRGC, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.
Tak tinggal diam, Iran meluncurkan serangan rudal balasan secara bertahap. Sejak dimulainya Operasi True Promise III, IRGC telah melancarkan 20 gelombang serangan ke berbagai titik strategis Israel.
Situasi ini menambah ketegangan di kawasan Timur Tengah, dengan dunia internasional terus memantau kemungkinan eskalasi lebih lanjut antara dua kekuatan besar tersebut.