Seperti di Drama Xianxia, Naga Laut Leher Panjang Usia 240 Juta Tahun Ditemukan di China
Para paleontolog di Guizhou, China, menemukan fosil hampir lengkap milik Dinocephalosaurus orientalis, reptil laut yang hidup sekitar 240 juta tahun lalu. Temuan langka ini menarik perhatian dunia karena bentuknya yang mirip naga dalam mitologi China atau drama xianxia, terutama berkat lehernya yang sangat panjang.
Fosil ini terdiri dari kerangka sepanjang sekitar 16 hingga 20 kaki, menjadikannya spesimen paling lengkap yang pernah ditemukan sejak spesies ini pertama kali dideskripsikan pada 2003.
Kondisinya yang terawat memungkinkan ahli meneliti struktur tubuh, kebiasaan makan, hingga kemampuan berenangnya. Wilayah Guizhou sendiri memang terkenal sebagai “harta karun” fosil dari periode Trias.
Baca Juga: Liburan Ekstrem di Huajiang Grand Canyon Bridge, Ngopi di Ketinggian 207 M hingga Bungee Jumping
Menurut laporan, Dinocephalosaurus orientalis memiliki leher ekstrem dengan 32 ruas tulang leher, lebih banyak dari reptil laut lainnya. Struktur inilah yang membuatnya menyerupai naga China yang digambarkan panjang dan berliku.
Dengan leher yang lebih panjang dari tubuh dan ekornya, makhluk ini diyakini mampu berburu dengan cara menyergap cepat mangsanya di bawah air.
Baca Juga: Viral! Museum 798 Beijing Dituding Pamerkan Barang Artis Meninggal hingga Jenazah Yu Menglong
“Penemuan fosil tambahan ini memungkinkan kita melihat secara keseluruhan hewan berleher panjang yang luar biasa ini. Ia mengingatkan pada naga panjang dalam mitologi Tiongkok," kata Dr. Nick Fraser dari National Museum of Scotland, seperti dikutip dari Discover Magazine, Rabu (19/11/2025).
"Kami yakin Dinocephalosaurus orientalis akan memicu imajinasi banyak orang karena penampilannya yang mencolok," lanjutnya.
Fosil Naga laut leher panjang ditemukan di Guizhou, China. [National Museums Scotland]
Selain leher panjang, tubuh makhluk ini berbentuk torpedo dengan empat tungkai menyerupai sirip yang menunjukkan bahwa ia sepenuhnya akuatik. Dalam salah satu fosil, ditemukan sisa-sisa ikan di bagian perut, menandakan bahwa hewan ini merupakan predator aktif.
Siripnya yang kuat membuatnya mampu bermanuver cepat, meski kemungkinan besar ia tidak dapat bergerak di daratan. Dinocephalosaurus memiliki karakteristik unik yang tidak ditemukan pada kerabat dekatnya, Tanystropheus.
“Ia melahirkan anak, bukan bertelur, dan jelas sangat beradaptasi untuk hidup di laut, sebagaimana ditunjukkan oleh siripnya dan ikan yang tersimpan sempurna di bagian perutnya," jelas Dr. Stephan Spiekman, ahli reptil laut berleher panjang.
Naga leher panjang sempat disamakan dengan Tanystropheus. [Dotted Yeti]
Secara evolusi, fosil ini juga mengungkap pemetaan baru perjalanan perkembangan reptil laut. Setelah ditempatkan ke dalam keluarga baru bernama Dinocephalosauridae pada 2021 oleh para ilmuwan karena perbedaannya begitu signifikan dari spesies lain, Dinocephalosaurus kini lebih jauh dihubungkan dengan ciri anatomi kelompok reptil Trias lainnya.
Dalam studi lanjutan, para ilmuwan mengonfirmasi bahwa panjang hewan ini bisa mencapai 6 meter, dengan hampir separuh tubuhnya berupa leher sepanjang 2,5 hingga 3 meter.
Kepala kecil sepanjang 25 cm dan gigi runcingnya membentuk “perangkap ikan” yang mematikan, mirip mekanisme mulut ular. Ini menjadikannya predator spesialis yang sangat efisien.
Temuan terbaru fosil “naga laut” berleher panjang ini menjadi terobosan besar dalam paleontologi modern.