Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono menyatakan bahwa pemberlakuan status darurat sampah di Ibu Kota Provinsi Jawa Barat (Jabar) tidak diperpanjang.
Keputusan tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkaan sejumlah indikator pengelolaan sampah yang dianggap sudah terkendali.
“Dengan berbagai pertimbangan dengan kondisi yang ada, strategi dan skenario penanganan mulai tanggal 27 Desember 2023 akan kita cabut kedaruratan sampah,” katanya kepada wartawan, Rabu (21/12/2023).
Dengan pencabutan status tersebut, ia mengungkapkan satgas penanganan darurat sampah akan ditugaskan menjadi satgas pengelolaan sampah secara mandiri dan berkelanjutan.
“Menjadi penting satgas untuk mengedukasi dan mengawasi terus tentang pengelolaan sampah di Kota Bandung,” katanya.
Ia mengatakan walaupun status darurat sampah di Kota Bandung akan dicabut, namun pengelolaan sampah mandiri di masyarakat harus terus dilanjutkan.
Sekretaris Daerah Kota Bandung, yang juga Ketua Harian Satgas Penanganan Darurat Sampah, Ema Sumarna memastikan bahwa hingga 17 Desember 2023, semua tempat pengolahan sampah (TPS) di kota itu terkendali.
Sebelumnya, saat masa awal darurat sampah, tercatat ada 41 ribu ton timbunan sampah. Segala upaya dilakukan untuk dikurangi hingga akhirnya tersisa 5.439 ton.
“Jumlahnya sudah berkurang dari kondisi sebelum masa darurat sampah,” kata dia.
Saat ini, ia menjelaskan bahwa Pemkot Bandung masih memiliki kuota 9.944 ritase pembuangan ke TPA Sarimukti dari 13 ribu ritase yang diberikan.
“Kita bisa mengirimkan 178 rit atau sekitar 934,5 ton sampah yang setiap hari bisa kita angkut. Tinggal 400 ton menjadi kinerja satgas,” katanya.
Sebelumnya, Pemkot Bandung menetapkan status darurat sampah pada 24 Agustus 2023 setelah terjadinya kebakaran di TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat. Status tersebut semula ditetapkan berlaku sampai 25 Oktober 2023, namun diperpanjang hingga 26 Desember 2023.
