Sidang Isbat 1 Syawal 1446 H Digelar 29 Maret, Lebaran Tanggal Berapa?
Nasional

Kementerian Agama mengumumkan bahwa sidang penetapan (isbat) awal Syawal 1446 H digelar pada 29 Ramadan yang bertepatan 29 Maret 2025.
Ketika sidang isbat pada 29 Ramadan, tanggap berapa Lebarannya? Berikut perkiraannya menurut metode hisab.
Penggunaan metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal Syawwal merupakan pelaksanaan dari ajaran Islam. Hal ini sejalan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.
Baca Juga: Lebaran, Dedi Mulyadi Bagi-bagi Uang Rp 3 Juta untuk Delman, Becak, dan Angkot
Dalam fatwa itu disebutkan, penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode hisab dan rukyah oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku secara nasional.
Secara hisab atau perhitungan astronomi, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 jam 17.57.58 WIB. Karenanya, berdasarkan data astronomi, saat terbenam matahari, posisi hilal berkisar antara minus tiga di Papua dan minus satu di Aceh.
Kemungkinan 1 Syawal baru masuk pada esok harinya karena posisi hilal masih belum mencapai ketinggian 3 derajat. Artinya tanggal 30 Maret, dimulai magrib, sudah masuk 1 Syawal. Maka Lebaran atau salat Id dimulai pagi harinya pada tanggal 31 Maret.
Baca Juga: Maklumat Muhammadiyah: Awal Puasa Ramadhan 1 Maret, Lebaran 31 Maret, Idul Adha 6 Juni 2025
Begitu juga dalam kalender Hijriah yang dikeluarkan Kementerian Agama, Idul Fitri 1446 H jatuh pada 31 Maret dan 1 April 2023 atau hari pertama Lebaran pada Senin, 31 Maret.
Namun demikian, data-data astronomi tersebut kemudian akan diverifikasi kembali melalui mekanisme rukyat. Setidaknya ada dua dimensi dari proses pelaksanaan Rukyatul Hilal.
Pertama, dimensi ta'abbudi. Rukyat sejalan sunah Nabi yang sudah dilakukan sejak dulu untuk melakukan rukyat saat akan mengawali atau mengakhiri puasa.
Sunnah ini dipertegas oleh Fatwa MUI bahwa penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah berdasarkan metode hisab dan rukyat. Selain itu rukyat juga bagian dari syiar Islam.
Kedua, dimensi pengetahuan. Rukyat merupakan proses konfirnasi atas data-data hisab dan antronomis. Apa yang telah dihitung secara astronomi dikonfirmasi di lapangan melalui rukyat.
"Sebagaimana biasanya, sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah," jelas Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad sepreti dikutip situs Kementerian Agama.