SMAN 6 Depok Ungkap Alasan Nekat Gelar Program 'Study Tour' ke Jatim Meski Dilarang Dedi Mulyadi
Daerah

Gubernur terpilih Jawa Barat, Dedi Mulyadi sempat mengeluarkan imbauan keras agar SMAN 6 Depok membatalkan study tour mereka.
Namun, SMAN 6 Depok tetap nekat melanjutkan kunjungan mereka ke Surabaya, Jawa Timur.
Humas SMAN 6 Depok, Syahri Muhammad, mengatakan, program kunjungan objek belajar (KOB) atau study tour yang dilaksanakan siswa sekolahnya dipastikan telah disesuaikan dengan kurikulum sekolah.
Baca Juga: Profil Aura Cinta, Remaja yang Debat Sengit Gubernur Jabar Dedi Mulyadi hingga Figuran Sinetron
“Salah satu program kesiswaan yang berkolaborasi dengan kurikulum adalah kegiatan KOB ini,” ucap Syahri
Syahri menerangkan, konsep kegiatan KOB sudah dirancang dari tahun ke tahun dan dicantumkan ke dalam rencana kerja tahunan sekolah.
Oleh karena itu, SMAN 6 Depok tetap melaksanakan kegiatan KOB meski sempat ada larangan dari Gubernur terpilih Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Baca Juga: Sempat Dijodohkan Netizen, Sherly Tjoanda Akui Dedi Mulyadi Sosok Friendly
“Ada kegiatan kesiswaannya dan itu tertuang di dalam rencana kinerja tahunan, kan rencana kinerja itu disetujui. Kita berjalan seperti itu,” ungkap Syahri.
Pada tahun ini, SMAN 6 Depok berangkat menuju Surabaya dan Malang di Jawa Timur selama delapan hari, hingga Senin (24/2/2025).
Mereka akan melakukan kunjungan akademik ke empat perguruan tinggi negeri (PTN) ternama untuk memperoleh informasi studi perkuliahan.
Setelahnya, mereka akan bertolak ke daerah Batu, Malang, untuk menetap dan tinggal sementara bersama warga Desa Kungkuk.
“Homestay-nya itu peserta didik atau murid-murid ini tinggal di rumah penduduk desa di sebuah dusun, namanya dusun Kungkuk, di daerah Batu, Malang,” ujar Syahri.
Para siswa akan melakukan observasi lingkungan alam dan budaya, selagi mengikuti rangkaian aktivitas masyarakat setempat.
“Jadi mereka tinggal di rumah penduduk desa, ikut bertani, ikut beternak, dan sebagainya sekaligus melakukan observasi lingkungan,” ujar Syahri.
“Kalau misalnya lingkungan alamnya itu ya penduduknya bertani, mereka itu meneliti pertaniannya itu seperti apa, cara mengolahnya, terus kemudian hasilnya diapakan dan sebagainya,” tambahnya.
Sementara destinasi Bali hanya dilakukan selama sehari di akhir perjalanan untuk wisata, setelah melakukan berbagai rangkaian program KOB.
Syahri menambahkan, biaya Rp 3,8 juta per siswa untuk program ini sudah berdasarkan kesepakatan seluruh pihak dan komite sekolah juga selalu menyanggupi sistem subsidi silang bagi siswa yang tidak mampu.
“Sebanyak 37 orang (terbantu). Ada yang full cover, ada juga yang subsidi. Jadi mereka datang ke sini (sekolah), menceritakan mereka hanya mampu bayar sekian, tentu enggak apa-apa,” tutup Syahri.