Sosok Gus Iqdam, Pendiri Sabilu Taubah yang Dikecam Warganet karena Puji Bahlil
Gus Iqdam menjadi bahan perbincangan di media sosial setelah memuji Bahlil Lahadalia, Kepala BKPM yang kini juga menjabat sebagai Menteri ESDM.
Dalam sebuah ceramah terbuka, Gus Iqdam menyebut Bahlil sebagai sosok pekerja keras yang layak dihargai, dan mengajak masyarakat untuk tidak mudah iri pada pejabat yang berprestasi.
Pernyataan itu pun memicu gelombang reaksi warganet. Sebagian menganggapnya berani dan obyektif, namun sebagian lain menilai tidak pantas bagi seorang pendakwah untuk memuji pejabat publik.
Baca Juga: Jelang Ramadhan, Moeldoko Ajak Tokoh Agama Jaga Optimisme Umat
Apalagi yang sedang disorot publik karena kontroversi kebijakan. Siapa Gus Iqdam? Artikel ini menjelaskan seperti apa sosoknya.
Lahirnya Majelis Ta’lim Sabilu Taubah
Gus Iqdam. [Instagram]Gus Iqdam bernama lengkap Agus Muhammad Iqdam Kholid, lahir di Blitar, Jawa Timur, pada 27 September 1994. Ia dikenal luas sebagai pendakwah muda dengan gaya yang nyentrik dan berbeda dari kebanyakan ustaz pada umumnya.
Baca Juga: Lifting Minyak Lampaui Target APBN, Bahlil: Kuncinya Teknologi, Reformasi Fiskal dan Perizinan
Melalui pendekatan yang santai, penuh humor, dan menyentuh kehidupan sehari-hari, Gus Iqdam berhasil menjangkau kalangan yang sebelumnya jauh dari majelis ilmu, terutama anak muda perkotaan dan komunitas jalanan.
Perjalanan dakwah Gus Iqdam dimulai dari komunitas kecil dengan tujuh jamaah. Dari lingkar kecil itulah lahir Majelis Ta’lim Sabilu Taubah, yang kini memiliki lebih dari 66.000 jamaah aktif di berbagai daerah Indonesia.
Nama Sabilu Taubah, yang berarti Jalan Taubat, menggambarkan semangat majelis ini: menjadi tempat kembali bagi mereka yang ingin memperbaiki diri tanpa merasa dihakimi.
Pendekatan Gus Iqdam sederhana namun kuat, ia tidak menakut-nakuti, melainkan mengajak dengan empati. Dakwahnya menekankan bahwa semua orang punya kesempatan untuk berubah, seberat apa pun masa lalunya.
Gaya Dakwah Kekinian yang Dekat dengan Anak Muda
Gus Iqdam. [Instagram]Tidak seperti pendakwah konvensional, Gus Iqdam sering tampil dengan gaya kasual: jaket, celana jeans, dan bahasa gaul. Ia memanfaatkan platform digital seperti YouTube, Instagram, dan TikTok untuk menyebarkan pesan moral dan keagamaan.
Ceramahnya sering dikemas seperti obrolan santai, membahas realita sosial, cinta, pergaulan, hingga kritik sosial, namun tetap berpijak pada nilai-nilai Islam.
Pendekatan inilah yang membuatnya dicintai banyak kalangan muda dan dihormati para jamaah senior, karena dinilai mampu menjembatani dua generasi.
Reaksi dan Perdebatan di Dunia Maya
Tagar #GusIqdam langsung ramai di media sosial. Pendukungnya menilai, Gus Iqdam hanya mengajak masyarakat untuk lebih dewasa dalam menilai orang lain.
Sementara para pengkritik menilai ucapannya kurang sensitif terhadap situasi sosial dan politik saat ini.
Beberapa komentar warganet bahkan menuduhnya terlalu dekat dengan kekuasaan.
Meski begitu, Gus Iqdam tampak tenang dan tetap melanjutkan aktivitas dakwahnya tanpa memberikan klarifikasi panjang lebar.
Ia menegaskan bahwa niat utamanya hanyalah menyebarkan nilai kebaikan, bukan mencari sensasi.
Terlepas dari kontroversi, Gus Iqdam tetap menjadi simbol pendakwah muda yang adaptif dan terbuka.
Ia menunjukkan bahwa dakwah bisa dikemas modern namun tetap berlandaskan syariat.
Sikapnya yang tegas dan lugas menunjukkan keberanian dalam menghadapi kritik tanpa kehilangan arah perjuangan.
Majelis Sabilu Taubah terus berkembang, menjadi wadah ruang spiritual sekaligus sosial bagi anak muda yang ingin memperbaiki diri tanpa merasa dihakimi.