Sosok Hening Dzikrillah di Balik Ucapan 'Bapak Epok-Epok Keliling' Bikin Geger
Nama Choirum Hening Dzikrillah atau Hening Dzikrillah mendadak jadi perbincangan hangat publik setelah ucapannya dalam siaran langsung akun media sosial Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, viral di berbagai platform.
Dari satu kalimat yang terdengar spontan, muncul istilah baru yang membuat warganet heboh: “Bapak epok-epok keliling.”
Baca Juga: Viral! Oknum Polisi Diduga Lakukan Catcalling di Kebayoran Baru, Korban Berani Melawan
Kata-kata tersebut muncul saat Hening tengah melakukan siaran langsung kegiatan Wali Kota menggunakan akun resmi.
Mikrofon Masih Aktif
Hening Dzikrillah bikin heboh soal Bapak Epok Epok Keliling. [Instagram]
Baca Juga: Biodata dan Agama Rusli, Kades Bogor yang Punya 9 Tambang dan Istrinya Pamer Uang Gepokan
Diduga, setelah sesi live dijeda, mikrofon masih aktif dan menangkap ucapannya yang berbunyi, “Kalau seperti ini, Mat, videonya bagus. Kita simpan saja dulu. Siapa tahu nanti hujan, bisa dipakai—jadi seolah-olah bapak keliling.”
Potongan kalimat itu kemudian tersebar luas setelah diunggah ulang oleh akun TikTok @kabarterdepanmojokerto, hingga menimbulkan berbagai tafsir.
Sejak saat itu, istilah “bapak epok-epok keliling” menjadi viral dan ramai dibahas di media sosial.
Secara sederhana, ungkapan “epok-epok keliling” berarti seseorang yang tampak berkeliling atau aktif di lapangan, padahal sebenarnya tidak benar-benar demikian.
Kalimat itu kemudian ditafsirkan sebagian warganet sebagai sindiran terhadap kegiatan kepala daerah yang dianggap sekadar untuk konten.
Hening Dzikrillah Beri Klarifikasi
Hening Dzikrillah mengundurkan diri karena ucapan Bapak Epok Epok Keliling [Instagram]
Namun, tafsir tersebut tidak sepenuhnya benar. Setelah viral, Hening Dzikrillah langsung memberikan klarifikasi terbuka.
Ia menegaskan ucapannya itu murni kekhilafan pribadi, bukan cerminan sikap atau arahan dari Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.
“Saya mengakui ucapan itu tidak pantas dan keluar tanpa sengaja. Pak Wali sama sekali tidak tahu-menahu soal live tersebut,” jelas Hening dalam pernyataannya.
Dalam kesehariannya, Hening dikenal sebagai anggota tim humas Pemerintah Kota Surabaya yang bertugas mengelola media sosial resmi milik Wali Kota.
Ia kerap membagikan dokumentasi kegiatan Eri Cahyadi, baik dalam bentuk video maupun foto, untuk publikasi digital.
Setelah kejadian ini, banyak pihak menyoroti pentingnya kehati-hatian admin media sosial pemerintah. Sebab, satu kalimat yang keluar tanpa sadar bisa menimbulkan salah tafsir publik dan berpengaruh pada citra institusi.
Meski sudah memberikan klarifikasi, video itu tetap viral dan menjadi bahan pembicaraan di berbagai platform. Sebagian netizen bahkan menjadikan istilah “Bapak Epok-Epok Keliling” sebagai lelucon baru di dunia maya.
Terlepas dari kontroversinya, Hening Dzikrillah menunjukkan sikap profesional dengan mengakui kesalahan dan menegaskan tidak ada niat menyinggung pimpinan daerahnya.
Ia juga berharap publik memahami konteks ucapan tersebut sebagai murni kelalaian pribadi, bukan bentuk kritik atau sindiran.
Fenomena ini menjadi pengingat penting bagi para pengelola media sosial instansi publik: satu ucapan kecil bisa berdampak besar di era digital.
Posting Pegunduran Diri di Instagram
Hening Dzikrillah membagikan video di Instagram pribadinya yang berisi pernyataan pengunduran diri dari tugasnya sebagai admin.
Begini pernyataan lengkapnya:
"Dengan penuh penyesalan, saya ingin menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada seluruh masyarakat, kepada semua pihak yang merasa terganggu, dan terutama kepada Bapak Walikota yang selama ini telah memberikan kepercayaan kepada saya.
Itu murni kesalahan pribadi saya yang meskipun konteksnya bercanda dengan teman di mobil, tetapi tetap menyalahi aturan standar kerja yang selama ini menjadi prinsip dasar Bapak Walikota. Tidak ada alasan yang bisa membenarkan kesalahan ini, walaupun konteksnya hanya bercanda pribadi dengan teman.
Saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada Bapak Walikota atas kesalahan pribadi saya tersebut.
Sekali lagi, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dari hati terdalam. Saya menyesal sedalam-dalamnya, dan sebagai bentuk tanggung jawab moral, saya menyampaikan pengunduran diri saya dengan penuh kesadaran dan penyesalan.
Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya selama ini. Kejadian ini menjadi pelajaran terbesar dalam hidup saya, dan akan saya kenang selamanya sebagai pelajaran hidup paling berharga agar saya menjadi manusia yang lebih berhati-hati, lebih rendah hati, dan lebih menghargai kepercayaan orang lain.
Sekali lagi, nyuwun ngapunten ingkang kathah."