Sri Mulyani Mewek Disamakan Dengan Sahroni, Pilih Mundur Jadi Menkeu!

Mahfud MD, mantan Mekopolhukam era Presiden Joko Widodo atau Jokowi membeberkan alasan diberhentikannya mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani oleh Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini.

Dalam sebuah podcast yang beredar, Mahfud MD menyebutkan bahwa Sri Mulyani sebenarnya sudah dua kali mengajukan pengunduran diri namun tidak dikabulkan oleh presiden.

Keinginan Sri Mulyani mundur dari kursi menteri memuncak saat aksi demo pada 28 Agustus 2025 lalu yang berujung penjarahan di kediamannya di Kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.

Baca Juga: Sri Mulyani Hingga Tito Karnavian Jadi Pembicara di Rapim TNI-Polri 

Dikatakan Mahfud, Sri Mulyani kecewa rumahnya tidak dijaga ketat oleh aparat sehingga dijarah massa.

"Beliau sangat kecewa saya dengar kenapa rumah saya seperti itu negara tidak memberi perlindungan yang cukup. Semestinya diantisipasi. Kalau sduah terjadi di rumah Sahroni, mestinya tempat-tempat pejabat dijaga," beber Mahfud MD.

Saat pertama kali kejadian penjarahan, lanjut Mahfud menambahkan,Sri Mulyani sebenarnya sudah menghubungi pejabat berwenang agar mengirim personel TNI. Namun, jumlah aparat dikirimkan sedikit. Malah, rumahnya empat dijarah sebanyak dua kali meski sudah dijaga aparat.

Baca Juga: Dikomandoi Sri Mulyani, Ini Tugas Badan Intelijen Keuangan

Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani. [Instagram]"Dia kecewa karena penjagaan aparat kurang. Yang kedua disamakan sama Sahroni. Disamakan dengan Sahroni itu nggak enak. Dia nangis di situ, katanya," beber Mahfud lagi.

Rumah Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, dijarah massa tak dikenal pada Minggu (31/8/2025) dini hari. Peristiwa itu berlangsung dalam dua gelombang dengan jumlah massa yang sangat banyak.

Berdasarkan keterangan warga sekitar, massa pertama mendatangi rumah Sri Mulyani sekitar pukul 23.00 WIB pada Sabtu (30/8) namun tidak langsung beraksi. Kericuhan pun pecah, di mana sejumlah barang-barang berharga milik Menkeu ikut digondol.

Ahmad Sahroni, anggota DPR RI. (Instagram)Setelah gelombang pertama bubar, massa kedua yang jumlahnya jauh lebih besar datang kembali pada Minggu sekitar pukul 03.00 WIB. Situasi saat itu menjadi semakin kacau dan menimbulkan ketakutan warga sekitar.

Seorang staf pengamanan rumah bernama Joko Sutrisno mengatakan penjarahan terjadi setidaknya dua kali, yakni sekitar pukul 01.00 dan 03.00 WIB. Ia menyebut hanya bisa berusaha menenangkan massa agar tidak melakukan pembakaran.

Warga yang menyaksikan dari dalam rumah mengaku tak berani keluar karena jumlah massa yang begitu besar. Mereka menyebut sebagian besar pelaku masih sangat muda, dengan usia berkisar belasan hingga 20-an tahun.