Teknologi

Studi: Terungkap Kenapa Waktu Terasa Berjalan Lebih Cepat

29 Oktober 2025 | 23:26 WIB
Studi: Terungkap Kenapa Waktu Terasa Berjalan Lebih Cepat
Ilustrasi aktivitas otak yang jadi objek penelitian [Foto: Pexels.com]

Baca Juga: Penyakit Ini Berisiko Menginfeksi Orang Kaya

Saat pemindaian otak dilakukan, para partisipan berusia antara 18 dan 88 tahun. Para peneliti mendapatkan akses ke rekaman fMRI yang ada dan menggunakan apa yang disebut Greedy State Boundary Search (GSBS) untuk menganalisisnya.

Sesuai namanya, algoritma komputer ini mendeteksi transisi antara pola aktivitas otak yang stabil. Algoritma ini melakukannya secara "rakus" — artinya, ia mengidentifikasi pergeseran ini dari waktu ke waktu, tanpa memperhitungkan keseluruhan struktur narasi dalam skala waktu yang lebih panjang.

Otak Partisipan Lebih Tua Jarang Beralih ke Kondisi Baru

Selama klip berdurasi delapan menit tersebut, otak partisipan yang lebih tua lebih jarang beralih ke kondisi aktivitas baru, dan kondisi otak tersebut bertahan lebih lama bagi mereka dibandingkan partisipan yang lebih muda. Pola ini konsisten di seluruh rentang usia 18 hingga 88 tahun.

"Hal ini menunjukkan bahwa kondisi saraf yang lebih panjang [dan, oleh karena itu, lebih sedikit] dalam periode yang sama dapat berkontribusi pada lansia yang merasakan waktu berlalu lebih cepat," tulis para peneliti dalam laporan mereka.

Hal ini sejalan dengan gagasan tentang waktu yang berasal dari Aristoteles: Semakin banyak peristiwa penting yang terjadi dalam periode waktu tertentu, semakin lama waktu tersebut terasa subjektif.

Hasil baru ini meningkatkan kemungkinan bahwa jika otak lansia mencatat lebih sedikit "peristiwa" dalam jangka waktu tertentu, mungkin itulah sebabnya waktu terasa berlalu begitu cepat.

1 2 Tampilkan Semua
Tag Penelitian Perubahan Otak Penuaan Otak