Teknologi

Studi: Terungkap Kenapa Waktu Terasa Berjalan Lebih Cepat

29 Oktober 2025 | 23:26 WIB
Studi: Terungkap Kenapa Waktu Terasa Berjalan Lebih Cepat
Ilustrasi aktivitas otak yang jadi objek penelitian [Foto: Pexels.com]

Sebuah studi baru mengisyaratkan bahwa perubahan terkait usia di otak kita mungkin menjelaskan mengapa waktu terasa berlalu lebih cepat setiap tahunnya.

rb-1

Para ilmuwan mungkin semakin dekat untuk memahami mengapa waktu terasa berlalu lebih cepat seiring bertambahnya usia — dan pemindaian otak orang-orang yang menonton acara Alfred Hitchcock lama membantu mereka menjawab pertanyaan abadi ini.

Dilansir livescience, dalam sebuah studi yang diterbitkan 30 September di jurnal Communications Biology, para ilmuwan mengambil data dari Cambridge Centre for Ageing and Neuroscience (Cam-CAN), sebuah proyek penelitian penuaan otak jangka panjang.

Baca Juga: 5 Manfaat Berkebun yang Harus Kamu Tahu

rb-3

Secara total, 577 orang sebelumnya telah menonton cuplikan dari serial televisi lama "Alfred Hitchcock Presents" — khususnya, delapan menit dari sebuah episode berjudul "Bang! You're Dead." Saat para peserta studi menonton klip tersebut, pemindaian MRI fungsional (fMRI) direkam; pemindaian ini akan memberikan ukuran bagaimana aktivitas otak para peserta berubah seiring waktu.

Alasan Memilih ‘Alfred Hitchcock Presents’

Klip khusus ini dipilih karena penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan klip video lainnya, klip ini memunculkan pola aktivitas otak yang paling sinkron pada beragam penonton. Hal ini menjadikannya ideal untuk mempelajari bagaimana otak membelah dan melacak peristiwa yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Penyakit Ini Berisiko Menginfeksi Orang Kaya

Saat pemindaian otak dilakukan, para partisipan berusia antara 18 dan 88 tahun. Para peneliti mendapatkan akses ke rekaman fMRI yang ada dan menggunakan apa yang disebut Greedy State Boundary Search (GSBS) untuk menganalisisnya.

Sesuai namanya, algoritma komputer ini mendeteksi transisi antara pola aktivitas otak yang stabil. Algoritma ini melakukannya secara "rakus" — artinya, ia mengidentifikasi pergeseran ini dari waktu ke waktu, tanpa memperhitungkan keseluruhan struktur narasi dalam skala waktu yang lebih panjang.

Otak Partisipan Lebih Tua Jarang Beralih ke Kondisi Baru

Selama klip berdurasi delapan menit tersebut, otak partisipan yang lebih tua lebih jarang beralih ke kondisi aktivitas baru, dan kondisi otak tersebut bertahan lebih lama bagi mereka dibandingkan partisipan yang lebih muda. Pola ini konsisten di seluruh rentang usia 18 hingga 88 tahun.

"Hal ini menunjukkan bahwa kondisi saraf yang lebih panjang [dan, oleh karena itu, lebih sedikit] dalam periode yang sama dapat berkontribusi pada lansia yang merasakan waktu berlalu lebih cepat," tulis para peneliti dalam laporan mereka.

Hal ini sejalan dengan gagasan tentang waktu yang berasal dari Aristoteles: Semakin banyak peristiwa penting yang terjadi dalam periode waktu tertentu, semakin lama waktu tersebut terasa subjektif.

Hasil baru ini meningkatkan kemungkinan bahwa jika otak lansia mencatat lebih sedikit "peristiwa" dalam jangka waktu tertentu, mungkin itulah sebabnya waktu terasa berlalu begitu cepat.

Tag Penelitian Perubahan Otak Penuaan Otak