Survei Indikator Politik: Prabowo-Gibran Berpotensi Satu Putaran, Jika Terjadi Hal Ini

FTNews - Elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di akhir masa kampanye masih unggul dibanding dua pasangan calon lainnya. Jika tren electoral terhadap Prabowo-Gibran terus naik, sangat mungkin Pemilu Presiden 2024 berlangsung satu putaran.

Founder dan Peneliti Utama Indokator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan hasil survei itu di Jakarta, Jumat (9/2).

Ia mengungkapkan, survei ini mereka lakukan akhir Januari 2024 hingga 4 Februari 2024 ini melibatkan 5.500 responden. Usia 17 tahun atau sudah menikah. Pengambilan sampel dengan multistage random sampling dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca Juga: Novel Baswedan Dkk Sulit Menolak Ajakan Kapolri yang Serius Memberantas Korupsi

“Sampel basis responden awalnya 1.200 dari seluruh provinsi. Tapi kemudian kita buat over sampel di provinsi yang memang jumlah pemilihnya banyak,” kata Burhanudin dalam paparan hasil survei di YouTube Indikator Politik Indonesia.

Oleh karena itu, mereka membuat over sampel di 18 provinsi yakni Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan. Lalu Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur.

Berlanjut ke Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara. Lalu Sulawesi Selatan dan Papua.

Baca Juga: Tanpa Dukungan BUMN, 150 Negara akan Tayangkan Formula E, Live

Suasana usai debat capres Pilpres 2024. Foto: Antara

Simulasi dan Keunggulan Prabowo-Gibran

Burhanuddin menjelaskan, dari simulasi top of mind, pertanyaan tanpa memberikan pilihan jawaban, sebanyak 49,1 persen responden spontan menyebut Prabowo. Anies Baswedan 22,9 persen dan Ganjar Pranowo 18,6 persen.

“Elektabilitas Prabowo secara top of mind masih naik. Tetapi secara absolut jawaban top of mind Prabowo belum sampai sampai 50 persen plus. Tren masih naik kalau berlanjut ke Pak Prabowo kemungkinan satu putaran,” ungkap Burhanuddin.

Sementara itu capres pesaing lainnya, Ganjar di simulasi itu trennya melandai dan Anies cenderung stagnan.

Survei pun berlanjut dengan simulasi tiga nama capres. Nama Prabowo mendapat jawaban responden mencapai 51,2 persen, Anies 24,1 persen dan Ganjar 19,3 persen.

Keunggulan ini juga tampak saat simulasi 3 pasangan di surat suara. Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menguat 51,8 persen. Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 24,1 persen. Lalu Ganjar Pranowo-Mahfud MD 19,6 persen.

Namun memang ada margin of error dari survei ini di atas 2 persen dan ada 4,5 persen responden yang belum menentukan jawaban.

Meski begitu, jika tren elektabilitas Prabowo-Gibran terus naik, maka keunggulannya pun akan semakin tinggi. Walaupun ada margin of error pasangan ini tidak di bawah 50 persen keterpilihannya.

Debat Capres yang kali pertama digelar dalam tahapan Pemilu 2024 di Kantor KPU, 12 Desember 2024. (KPU.go.id)

Demokrasi Tak Bermasalah

Sementara itu, di luar pertanyaan capres-cawapres ada data menarik yang juga Indikator Politik Indonesia temukan.

Pertanyaan terkait kondisi ekonomi, kondisi politik nasional, keamanan nasional dan kinerja pemerintah, jawaban responden baik.

Begitu pula dengan penegakan hukum dan demokrasi. Menariknya lagi 70,7 persen responden menjawab kondisi demokrasi saat ini baik-baik saja.

Burhanuddin mengungkapkan, meski kalangan elit dan kampus menyebut ada masalah demokrasi, tidak demikian dengan masyarakat.

“Mereka merasa demokrasi baik-baik saja. Dalam konteks di Indonesia kinerja demokrasi dilihat dari perspektif ekonomi. Ketika ekonomi mengalami perbaikan, demokrasi juga dapat persepsi positif,” tuturnya.

Pendukung paslon nomor urut 2 Maruarar Sirait meyakini, jika survei ini dilakukan setelah debat terakhir capres tentu hasilnya akan lebih positif lagi ke pasangan Prabowo-Gibran.

“Dalam debat terlihat Pak Prabowo minta maaf, sungguh sikap seorang negarawan, mau merangkul,” imbuhnya.

Berkaca dari hasil survei ia menyakini dan perkirakan pilpres satu putaran semakin menguat.