Tarot Reader Makin Cuan Hingga Dua Digit per Bulan, Banyak Dicari Gen Z
Tarot reader bisa menjadi pekerjaan yang menguntungkan di era sekarang, terutama di tengah meningkatnya minat generasi Z terhadap pencarian makna hidup. Profesi ini tidak lagi dipandang sekadar praktik mistis, tetapi juga sebagai layanan refleksi diri dan alternatif konsultasi personal.
Popularitas tarot reader meningkat signifikan belakangan ini. Banyak anak muda mendatangi pembaca tarot untuk mencari sudut pandang baru terkait percintaan, karier, hingga arah hidup, tanpa sepenuhnya menggantungkan keputusan pada kartu.
Baca Juga: Apa Itu Jam Koma Gen Z yang Lagi Ramai Dibahas, Berikut Penjelasan dan Penyebabnya
Seorang tarot reader di Jakarta yang menekuni profesi ini sejak 2021 menyebut mayoritas kliennya berasal dari kalangan Gen Z dan milenial. Topik yang paling sering dikonsultasikan adalah hubungan personal, fase awal karier, dan pengembangan diri.
Meski kerap dianggap spiritual semata, praktik tarot kini dijalankan secara profesional dan beretika. Tarot umumnya diposisikan sebagai alat bantu insight, bukan penentu mutlak keputusan hidup seseorang.
Dari sisi ekonomi, profesi tarot reader mampu menghasilkan pemasukan konsisten dua digit per bulan. Penghasilan tersebut berasal dari sesi online maupun tatap muka, dengan tarif bervariasi dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah per sesi.
Baca Juga: Apa Itu Pink Tote Moment yang Lagi Ramai di TikTok? Simak Asal Muasalnya
Gen Z menjadi pasar utama tarot reader. [Pexels]
Sebagian tarot reader juga memanfaatkan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube untuk membangun personal branding. Bahkan ada yang menggabungkan layanan tarot dengan pendekatan psikologi serta produk self-love seperti garam mandi, diffuser, dan essential oil.
Sejarah dan Asal-Usul Tarot
Di balik popularitasnya saat ini, tarot sejatinya memiliki sejarah panjang. Kartu tarot berasal dari Italia Utara pada abad ke-14 atau ke-15 sebagai permainan bangsawan bernama Tarocchi atau Carde da Trionfi, bukan sebagai alat ramalan.
Dek tarot tertua yang dikenal adalah Visconti-Sforza yang dibuat sekitar tahun 1440 untuk keluarga bangsawan Milan. Penggunaan tarot sebagai alat mistis dan ramalan baru berkembang pada abad ke-17 dan ke-18 di Eropa.
Tarot berasal dari Eropa. [Pexels]
Tokoh seperti Antoine Court de Gébelin kemudian mengaitkan tarot dengan legenda Mesir Kuno dan dewa Thoth, sehingga memperkuat citra spiritualnya. Sejak saat itu, tarot berkembang sebagai media refleksi psikologis dan spiritual.
Saat ini, tarot terdiri dari 78 kartu yang terbagi menjadi Major Arcana dan Minor Arcana, dengan Tarot Rider-Waite-Smith sebagai versi paling populer. Di Indonesia, tarot juga mengalami akulturasi budaya, termasuk hadirnya kartu tarot bergambar wayang dan aksara Jawa, menandai evolusi tarot sebagai praktik modern yang adaptif.