Prof Quraish Shihab Berikan Tips buat Gen Z yang Alami Quarter Life Crisis

Sosial Budaya

Minggu, 09 Februari 2025 | 04:48 WIB
Prof Quraish Shihab Berikan Tips buat Gen Z yang Alami Quarter Life Crisis
Ilustrasi. (Pixabay @StockSnap)

Quarter life crisis adalah suatu periode krisis atau ketidakpastian dan pencarian jati diri seseorang ketika mencapai usia 20 hingga awal 30 tahun. Hal itu termasuk untuk Gen Z generasi yang lahir antara tahun 1995 hingga 2010.

rb-1

Pada periode tersebut Gen Z dihantui perasaan takut dan khawatir terhadap masa depannya, termasuk dalam hal karier, relasi, dan kehidupan sosial.

Ulama Prof Quraish Shihab memberikan nasihat untuk menghadapi quarter life crisis. Misalnya rasa takut akan masa depan atau terhadap kegagalan.

Baca Juga: Hukuman yang Adil untuk Koruptor, Prof Quraish Shihab: Potong Saja Tangannya

rb-3

"Rasa takut manusia adalah hal normal. Tida ada orang yang tidak takut, termasuk nabi pun takut. Kita tidak boleh mengihilangkan rasa takut karena rasa takut dapat mengakibatkan ketiadaan kehati-hatian, kecerobohan," kata Prof Quraish.

Prof M Quraish Shihab. (YouTube)

Prof Quraish melanjutkan, hal yang perlu dilakukan yaitu tidak perlu membesar-besarkan rasa takut. Misalnya dengan menanyakan apa yang ditakuti karena banyak sebab timbulnya ketakutan.

"Kenapa tidak contoh semut, memikul jauh lebih besar dari badannya. Sekian kali jatuh, jatuh, jatuh, dan berhasil. Ada ulama (bisa jadi contoh), ada panglima (bernama) Timur Lenk itu pincang," katanya.

Baca Juga: Ciri-Ciri Pemimpin yang Baik dalam Islam, Adakah di Indonesia Sekarang Ini?

Ada seorang ulama bernama Ibnu Hajar. Ibnu Hajar artinya "Putra Batu". Kenapa ulama itu dijuluki Putra Batu?

Karena dia gagal di sekolahnya. Dia ke sungai. Dia lihat tetesan air sedikit demi sedikit menimpa batu. Sehingga menjadikan batu itu berlubang.

Dia berpikir harus seperti batu itu. Akhirnya dia berhasil menjadi ulama besar namanya Ibnu Hajar, Putra Batu.

"Jadi cari penyebabnya jangan terlalu membesarkan rasa takut padahal belum terjadi. Bisa jadi, apa yang ditakuti itu tidak jadi," kata Prof Quraish.

Banyak orang yang mengatakan bahwa kalau kamu merasa takut, rasa takut itu bisa jauh lebih besar dampaknya dari apa yang ditakutkan itu.

Dari sana ada peran optimisme. Perananan manusia sebagai makhluk beragama untuk mengembalikan semua yang terjadi atau akan terjadi kepada Tuhan.

"Kiat dalam agama, harus selalu dikaitkan hal itu kepada Tuhan. Bahkan ada doa tentang hal itu doanya bagus: 'Ya Allah, kalau memang ketetapan-Mu (tentang keburukan) harus terjadi. Maka biarlah aku terjatuh, tapi mohon kiranya aku terjatuh di tumpukan jerami.' Jatuh juga kan? Tapi di jerami."

Ilustrasi. (Pixabay @geralt)

Optimismu harus selalu ada. Begitu putus asa tidak ada artinya hidup. Jangan pernah tidak mentoleransi diri.

"Ada orang mau lulus cumlaude, tapi hanya lulus biasa, langsung down, itu namanya tidak mentoleransi diri. Orang yang tidak mentoleransi diri, kegagalannya dia bawa mati," kata Prof Quraish.

Semua orang bisa gagal. Kegagalan adalah cemeti supaya kita bisa berhasil.

"Itu cara yang diajarkan agama supaya kita tidak mengidap rasa takut dan keresahan yang berlebihan. Apalagi kalau kita baca ayat-ayat Alquran: Setiap kesulitan, ada dua kemudahan," katanya.

Tag Gen Z quarter life crisis Quraish Shihab ceramah quraish shihab

Terkini