Tekan Potensi Cuaca Ekstrem, BNPB dan BMKG Intensifkan Modifikasi Cuaca di Aceh
Pemerintah mengintensifkan operasi modifikasi cuaca sebagai bagian dari strategi utama penanganan banjir dan longsor di Aceh. Langkah ini dilakukan untuk menekan potensi hujan ekstrem lanjutan agar proses evakuasi, pemulihan akses jalan, dan pembangunan hunian sementara dapat berjalan tanpa gangguan cuaca.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdatin BNPB), Abdul Muhari, mengatakan bahwa operasi modifikasi cuaca dilaksanakan secara terpadu bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika sejak fase tanggap darurat hingga masa transisi pemulihan.
“Modifikasi cuaca menjadi instrumen penting agar pekerjaan di lapangan—mulai dari pencarian korban, pembersihan material longsor, hingga perbaikan infrastruktur—tidak kembali terhambat hujan lebat,” ujar Abdul Muhari dalam pemaparan perkembangan penanganan bencana, Selasa (23/12/2025), dilansir InfoPublik.
Baca Juga: Lakukan Ini Jika Siang Terik Lalu Muncul Awan Pekat
Empat Pesawat Digunakan Kendalikan Sebaran Awan Hujan
Operasi modifikasi cuaca yang digelar di Aceh merupakan bagian dari pengerahan armada terbesar yang pernah dilakukan dalam satu hamparan wilayah bencana. Di Aceh, empat pesawat dikerahkan untuk menurunkan intensitas hujan dan mengendalikan sebaran awan hujan. Secara regional, operasi ini juga mencakup Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
BNPB menegaskan, operasi ini akan terus dilaksanakan hingga fase transisi darurat berakhir, khususnya sampai pemulihan akses jalan utama dan pembangunan hunian sementara mencapai tahap aman dari gangguan cuaca ekstrem.
Baca Juga: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Seminggu ke Depan
Pengendalian cuaca menjadi krusial bagi Aceh, terutama di wilayah tengah seperti Aceh Tengah dan Bener Meriah, yang sebelumnya mengalami keterbatasan akses akibat longsor dan banjir. Dengan curah hujan yang lebih terkendali, pembersihan material longsor dan perbaikan jembatan dapat dilakukan lebih cepat.
Sejumlah jembatan di jalur penghubung Bireuen–Bener Meriah telah kembali fungsional. Pemerintah menargetkan sebagian besar ruas jalan dan jembatan di Aceh dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat sebelum akhir Desember, sehingga arus logistik, alat berat, dan bantuan kemanusiaan berjalan lancar.
BMKG terus memberikan pembaruan prakiraan cuaca dan peringatan dini kepada BNPB dan pemerintah daerah sebagai dasar pengambilan keputusan lapangan, termasuk menjelang periode Natal dan awal tahun yang berpotensi diiringi peningkatan curah hujan. “Selama potensi cuaca ekstrem masih ada, operasi modifikasi cuaca akan tetap menjadi bagian dari strategi nasional untuk memastikan pemulihan Aceh berjalan cepat, aman, dan berkelanjutan,” tegas Abdul Muhari.
Dengan kombinasi pengendalian cuaca, percepatan infrastruktur, dan penguatan layanan kemanusiaan, pemerintah optimistis penanganan bencana di Aceh dapat memasuki fase pemulihan yang lebih stabil dan terukur.