Tekan Stunting, Menkes Targetkan Angka Turun ke 19 Persen
Politik

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa program penanggulangan stunting menunjukkan hasil positif. Angka stunting yang sebelumnya berada di angka 32 persen kini diperkirakan turun menjadi 19 persen.
Pernyataan tersebut disampaikan Budi dalam diskusi Double Check yang digagas DPP Gempita di Cemara Galeri 6, kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (17/5/2025).
Menurut Budi, pencapaian ini merupakan hasil dari kerja sama antara Kementerian Kesehatan dengan sejumlah guru besar dari Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Padjadjaran (Unpad).
Baca Juga: Seluruh Stakeholder Diminta Turunkan Angka Stunting hingga 14 Persen
“Program stunting yang kami jalankan bekerja sama dengan para guru besar dari Indonesia. Dari angka 32 persen, nantinya akan segera turun ke 19 persen,” ujar Budi.
Angka Kematian Ibu dan Anak
Selain menekan angka stunting, Budi juga menyoroti upaya pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak yang masih tergolong tinggi di Indonesia.
Baca Juga: Sorgum Pangan Alternatif Turunkan "Stunting"
Salah satu langkah yang diambil adalah bekerja sama dengan guru besar spesialis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).
“Program untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak yang masih tinggi kami jalankan di seluruh rumah sakit. Kami melengkapinya dengan alat medis yang dibutuhkan, dan bekerja sama dengan guru besar spesialis anak dari UI,” jelasnya.
Kebijakan Kesehatan Nasional
Ia juga menyebut saat ini telah terbentuk sejumlah kolegium dari Universitas Indonesia yang turut berkontribusi dalam pengambilan kebijakan kesehatan nasional.
“Banyak sekali pakar dari Universitas Indonesia yang kini terlibat. Kami memahami bahwa sebelumnya mungkin aspirasi mereka belum tersalurkan. Kementerian Kesehatan kini selalu membuka diri,” tambah Budi.
Terakhir, Budi menyampaikan bahwa dirinya secara aktif berdialog dengan para guru besar dan pakar kesehatan untuk mendapatkan masukan langsung mengenai isu-isu strategis seperti TBC, stunting, hingga kematian ibu dan anak.
“Kemarin saya terlambat sampai kantor karena berdiskusi dengan lima guru besar spesialis dari Indonesia. Hari ini saya bertemu lagi, besok pun demikian. Saya selalu membuka diri, kapan pun mereka ingin bertemu,” tuturnya.
(Selvianus Kopong Basar)