Telah Disahkan UNESCO, Jangan Sampai Terjadi Perusakan Alam di Geopark Kebumen

Jawa Tengah

Kamis, 10 Juli 2025 | 20:54 WIB
Telah Disahkan UNESCO, Jangan Sampai Terjadi Perusakan Alam di Geopark Kebumen
Geopark Kebumen telah disahkan UNESCO/Foto: kemlu.go.id

Geopark Kebumen telah resmi ditetapkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geoparks (UGGp) pada Juni 2025. Hal yang membanggakan ini harus dijawab oleh semua pihak, termasuk masyarakat untuk terus menjaga kelestarian alam di Geopark, jangan sampai rusak.

rb-1

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno saat Pembukaan Geofest International Conference 2025, di Kabupaten Kebumen. Acara tersebut dihadiri para peserta dari berbagai negara, termasuk para pakar geopark dari Malaysia, Korea Selatan, dan Thailand.

“Kami mengucapkan selamat kepada Kabupaten Kebumen, atas pengesahan kawasan Geopark dari Unesco. Ini bukan hanya kebanggaan, tapi juga tanggung jawab,” ujar Sumarno.

rb-3

Sumarno Ingatkan Jangan Sampai Ada Perusakan Lingkungan di Geopark Kebumen

Sekda Jateng Sumarno saat Pembukaan Geofest International Conference 2025, di Kabupaten Kebumen/Foto: Humas JatengSekda Jateng Sumarno saat Pembukaan Geofest International Conference 2025, di Kabupaten Kebumen/Foto: Humas Jateng

Ia menegaskan, Geopark bukan semata-mata status prestisius. Melainkan sebuah komitmen serius untuk menjaga kelestarian lingkungan, dan pembangunan yang berkelanjutan. Sebab, di sejumlah tempat, banyak pembangunan yang justru merusak lingkungan sekitar. Padahal, untuk memulihkan alam tidak bisa cepat.

Ia berharap, tidak ada praktik pengrusakan lingkungan di kawasan geopark.

“Oleh karenanya Geopark menjadi harapan kita. Ia bisa menjadi model pengelolaan lingkungan berkelanjutan,” ujarnya, dilansir Humas Jateng.

Geopark Kebumen telah disahkan UNESCO/Foto: kemlu.go.idGeopark Kebumen telah disahkan UNESCO/Foto: kemlu.go.id

Pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan Geopark, harus berjalan beriringan. Sebab, tantangan ke depan adalah memberdayakan masyarakat, tanpa merusak lingkungan.

Untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan, menurut Sumarno, pendekatan agama bisa menjadi pintu masuk penting, untuk membangkitkan kesadaran lingkungan. Ia menyebut, semua agama sepakat bahwa membuat orang lain menderita adalah dosa, dan merusak lingkungan yang menyebabkan penderitaan termasuk perbuatan yang berdosa.

“Mari introspeksi, apakah aktivitas kita menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat? Mari ubah pola pikir, agar setiap tindakan kita memperhatikan keberlanjutan masa depan,” ucapnya.***

Tag Geopark Kebumen Disahkan UNESCO

Terkini