Tetap Bangga, Indonesia Harus Urungkan Niat Melaju ke Final
FTNews - Kekalahan Skuat Garuda, membuat Indonesia harus urungkan niat melaju ke final Piala Asia U-23. Pertandingan yang berlangsung di Abdullah Bin Khalifa Stadium, Senin (29/4) harus berakhir tumbangnya Indonesia 2-0 dari Uzbekistan.
Tim asuhan Shin Tae-Yong mengalami kesulitan mengendalikan bola saat bertanding melawan pasukan Serigala Putih tersebut. Walaupun Skuat Garuda menerima kekalahan, namun ini merupakan kebanggan yang sudah mereka lakukan sejauh ini. Langkah sampainya Indonesia pada semifinal ini cukup membanggakan, karena merupakan suatu sejarah penting untuk bangsa Indonesia.
Berjalan nya babak pertama Skuat Garuda belum mendominasi permainan. Pengendalian bola dalam 13 menit awal masih Uzbekistan kuasai, namun beberapa peluang tekanan sepat terjadi beberapa kali melalui Witan Sulaeman, tetapi gagal mengeksekusi nya.
Baca Juga: Pengamat: Infrastruktur di Era Jokowi Lebih Baik Dibandingkan SBY
Kalah Mendominasi Permainan
Pertandingan Tim U-23 Indonesia melawan Uzbekistan. (Foto: AFC)
Tekanan sempat terjadi pada menit ke-30 melalui tendangan keras pemain Uzbekistan. Namun bola masih memantul pada mistar gawang. Namun berjalannya babak pertama hingga menit ke-39, Skuat Garuda belum dapat memberikan tendangan ke gawang lawan. Sedangkan, Uzbekistan sudah memberikan tekanan sebanyak 6 kali.
Baca Juga: Penjaga Rumah Mewah Tewas Mengenaskan di Kolam Ikan
Serangan tim Serigala Putih tersebut secara terus-menerus menekan pada lini pertahanan Indonesia. Pasukan Shin Tae-Yong seperti belum mendapatkan tempo permainan yang baik. Sehingga hingga berakhir nya babak pertama belum dapat memberikan tendangan yang mengguncang jantung pertahanan lawan. Skor imbang 0-0 antara kedua tim tersebut.
Babak kedua berlangsung pertandingan antara Skuat Garuda melawan Uzbekistan masih berjalan sengit. Indonesia hanya berhasil memberikan serangan namun tidak berbuah gol.
Menit ke-60 Indonesia sempat memberikan sebuah gol melalui tendangan milik Muhammad Ferrari. Tetapi setelah melakukan cek Video Assistant Referee (VAR) wasit Shen Yinhao mengubah keputusan dengan menganulir gol tersebut. Wasit menganggap gol itu merupakan sebuah offside yang dilakukan sebelum nya oleh Ramadhan Sananta.
Gol Pemecah Harapan Garuda
Duel pemain Indonesia dengan Uzbekistan. (Foto: AFC)
Tidak berselang lama tim Uzbekistan menciptakan sebuah gol melalui umpan crossing yang berhasil K. Norchaev manfaatkan. Sehingga dari gol tersebut membuat kedudukan 1-0 Uzbekistan mengungguli.
Berjalannya laga tersebut Indonesia sulit keluar dari tekanan. Bahkan menit ke-85 harus kehilangan kapten tim U-23 Rizky Ridho karena terkena kartu merah. Akibat pelanggaran kaki pemain Garuda tersebut mengenai titik vital lawan.
Pelanggaran tersebut membuat Uzbekistan mendapatkan tendangan bebas. Tendangan tersebut berhasil Ernando tepis. Tetapi masih ada salah satu pemain mereka yang melakukan sundulan mengenai tiang. Hal yang sangat disayangkan terjadi akibat miss komunikasi yang terjadi antara Ernando dan Arhan Pratama yang menyebabkan gol bunuh diri.
Melalui statisik pertandingan tersebut Indonesia hanya berhasil membawa permainan 38 persen, sedangkan Uzbekistan mendominasi jauh 62 persen. Dari segi tendangan yang tercipta juga, Indonesia hanya dapat memberikan 4 tendangan tanpa memberikan sasaran tepat satupun. Berbeda dengan Uzbekistan melancarkan sebanyak 28 tendangan dengan 4 kali tepat sasara.
Langkah Akhir Skuat Garuda
Tim U-23 Indonesia. (Foto: PSSI)
Berakhirnya babak kedua Indonesia tidak dapat memberikan gol. Hal tersebut sekaligus menutup langkah Indonesia menuju semifinal. Walaupun kalah, tetapi tidak menutup untuk tiket menuju Olimpiade Paris 2024. Mereka hanya perlu bermain dengan baik memperebutkan peringkat ketiga menunggu calon lawan dari pertandingan Irak melawan Jepang.
Untuk mendapatkan tiket menuju Olimpiade, mereka harus meraih juara, runner-up atau peringkat ketiga. Jika ketiga hal tersebut tidak dapat Skuat Garuda gapai, maka mereka masih dapat merebut tiket melalui play-off melawan perwakilan Afrika, Guinea, Kamis (9/5).