Thailand Mulai Melirik PLTN, Bagaimana di Indonesia?

Teknologi

Jumat, 31 Mei 2024 | 00:00 WIB
Thailand Mulai Melirik PLTN, Bagaimana di Indonesia?

FTNews - Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, mengatakan bahwa negaranya mulai melakukan eksplorasi terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Mereka mulai mempelajari tentang teknologi reaktor nuklir modular kecil untuk menuju energi bersih.

rb-1

“Misi transisi hijau kami salah satu yang paling ambisius di Asia Tenggara. Dan kami memiliki roadmap yang komprehensif menuju 50 persen produksi energi yang terbarukan di tahun 2040,” ujarnya dalam acara American Chamber of Commerce (AmCham) di Bangkok.

Thailand menseriuskan upaya mereka untuk mengurangi emisi karbon yang menjadi salah satu sumber permasalahan di dunia, yaitu pemanasan global. Menggunakan tenaga nuklir, merupakan salah satu cara untuk mendapatkan sumber energi bersih.

Baca Juga: Buat Pertahanan Cerdas di IKN, BRIN Akan Gunakan AI

rb-3

Akan tetapi, Thailand bukanlah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang sudah siap untuk menerapkan teknologi tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang siap untuk membangun PLTN.

PLTN di Indonesia

Ilustrasi blueprint dari PLTN. Foto: Canva

Baca Juga: Lebih dari 16.000 Bahan Kimia Ada di Dalam Kandungan Plastik

Berdasarkan penelitian dari Energy for Growth Hub pada tahun 2021, Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi siap untuk menggunakan PLTN. Indonesia, Thailand, dan Filipina masuk ke dalam kategori “berpotensial siap” di tahun 2030.

Satu-satunya negara yang sudah siap untuk menggunakan tenaga nuklir di Asia Tenggara adalah Vietnam. Namun, saat ini mereka masih belum menunjukan progresnya.

Indonesia sendiri sudah melakukan kerja sama dengan Amerika Serikat (AS) untuk merealisasikan hal ini. Kesepakatan tersebut terjadi pada 18 Mei 2023 silam.

Bersama U.S. Trade and Development Agency (USTDA), PLN Indonesia Power akan mendirikan sebuah PLTN di Kalimantan Barat. USTDA akan memberikan bantuan berupa bantuan teknis dan kelayakan ekonomi. Selain itu, mereka juga memberi pendanaan yang berjumlah $1 juta atau sekitar Rp16,23 miliar.

Pada 28 Februari 2024, USTDA dan PLN Indonesia Power menandatangani kontrak bantuan teknis. Hal tersebut membahas tentang evaluasi lokasi, soil test, sumber bahan bakar, grid impact, biaya komunikasi pemegang kepentingan, dan kajian mitigasi risiko.

Mengapa Energi Nuklir?

Ilustrasi PLTN di Florida, AS. Foto: canva

Energi nuklir merupakan salah satu sumber energi yang terbersih di dunia. Nuklir merupakan sumber energi bersih tanpa emisi. Oleh sebab itu, pembangunan PLTN di Indonesia menjadi juga sejalan dengan misinya yang sedang melakukan transisi energi fosil menuju energi hijau.

Menurut sebuah penelitian dari Nuclear Energy Institute (NEI), AS berhasil memangkas emisi karbonnya hingga 471 juta metrik ton pada tahun 2020 silam. Hal tersebut setara dengan menghilangkan 100 juta mobil dari jalanan.

Selain itu, energi ini dapat menjauhkan udara dari polutan-polutan yang seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap hasilkan. Tenaga nuklir dapat menjauhkan manusia dari hujan asam, kabut asap, kanker paru-paru, juga penyakit kardiovaskular.

Untuk menghasilkan listrik sejumlah 1.000 megaWatt (MW) di AS, hanya membutuhkan lahan seluas 1,6 km persegi. Sementara itu, jika menggunakan tenaga angin, membutuhkan setidaknya area hingga 360 km persegi. Atau, untuk tenaga surya, membutuhkan luas area yang sekitar 75 km persegi.

Selain itu, satu pelet uranium yang berukuran 2,54 cm, dapat menghasilkan energi seperti 1 ton dari batubara. Selain itu, penggunaanya juga cukup awet sehingga memiliki masa yang cukup panjang.

Tag Teknologi Indonesia PLTN Tenaga Nuklir

Terkini