Tiket Kereta Nataru Hampir Habis, Pemerintah Siapkan Strategi Layanan
Pergerakan masyarakat pada periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) diprediksi mencapai puncaknya dalam beberapa hari ke depan.
Antusiasme publik terlihat dari tingginya tingkat penjualan tiket moda transportasi massal, khususnya kereta api jarak jauh yang telah terjual hingga 86 persen dari total kuota.
Pemerintah bersama operator transportasi memperketat koordinasi lintas instansi guna memastikan kelancaran arus penumpang yang diperkirakan memadati simpul-simpul transportasi utama di berbagai daerah sejak 18 Desember hingga awal Januari.
Baca Juga: Wanti-wanti Kebocoran PAD Wisata Nataru, Bupati Rejang Lebong Perintahkan Dinas Turun Langsung ke 3 Lokasi Ini
Kereta Api Jadi Andalan Perjalanan Nataru
PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat dari total 3,5 juta tiket yang disediakan untuk periode Nataru, sekitar 3 juta tiket atau 86 persen telah terjual.
Baca Juga: Emak-emak Tenang! TPID Rejang Lebong Jamin Stok Kebutuhan Pokok Aman Sampai Tahun Baru
Tren peningkatan serupa juga terjadi pada layanan kereta cepat Whoosh rute Jakarta–Bandung yang mengalami kenaikan volume penumpang harian sebesar 10 hingga 20 persen dibandingkan hari biasa.
Kepadatan tidak hanya terjadi di jalur darat. Di sektor udara, Bandara Internasional Juanda Surabaya mulai melaporkan lonjakan signifikan jumlah penumpang. Puncak arus penumpang di bandara tersebut diperkirakan terjadi pada H-1 Natal.
Mobilitas masyarakat yang meningkat ini mencerminkan pulihnya kepercayaan publik terhadap layanan transportasi massal. Namun, kondisi tersebut sekaligus menjadi tantangan bagi operator untuk menjaga ketepatan waktu dan standar keselamatan di tengah lonjakan volume perjalanan.
Mobilitas Nataru 2025 Meningkat 86 Persen Tiket Kereta Api Ludes
Diskon Tarif dan Antisipasi Cuaca Ekstrem
Untuk mengantisipasi penumpukan penumpang dan meringankan beban biaya perjalanan masyarakat, pemerintah meluncurkan sejumlah kebijakan strategis.
Langkah tersebut mencakup penambahan kapasitas angkut pada moda pesawat, kapal laut, serta bus antarkota antarprovinsi.
Pemerintah juga memberlakukan diskon tarif tiket transportasi umum dan potongan tarif tol di sejumlah ruas strategis. Kebijakan ini diharapkan dapat menyebarkan arus lalu lintas agar tidak terkonsentrasi pada waktu tertentu.
Di sisi lain, tantangan klasik periode Nataru tetap menjadi perhatian, terutama potensi kemacetan di jalur utama dan simpul transportasi akibat peningkatan kendaraan pribadi.
Faktor cuaca ekstrem yang kerap terjadi pada akhir Desember turut menjadi fokus pengawasan, khususnya bagi transportasi udara dan laut.
Kementerian Perhubungan mengimbau masyarakat untuk merencanakan perjalanan lebih awal serta memantau informasi terkini mengenai kondisi cuaca dan jadwal keberangkatan guna menghindari penumpukan di stasiun, terminal, dan bandara.