Timothy Ronald Dituding Lepas Tanggung Jawab atas Kerugian Peserta Akademi Kripto
Nama Timothy Ronald kembali menjadi bahan perbincangan publik usai komentarnya soal dunia gym viral di media sosial.
Kali ini bukan hanya pernyataannya yang jadi sorotan, melainkan juga dugaan keterlibatannya dalam kerugian besar yang dialami peserta program edukasi aset kripto.
Dalam podcast Close The Door bersama Deddy Corbuzier, binaragawan sekaligus kreator konten Canggih Fitra membongkar dugaan Timothy Ronald menyebabkan kerugian pada peserta Akademi Kripto-nya.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Sentil RUU Perampasan Aset, Netizen Desak Bicara ke Presiden Prabowo
Canggih mengaku menerima banyak pesan dari korban yang merasa dirugikan usai mengikuti kelas edukasi kripto yang dibawakan Timothy. Ia menyebut total kerugian yang diklaim mencapai angka puluhan miliar Rupiah.
“Mereka bilang, ‘Bang, gue percaya banget sama Timothy, jadi gue ikut kelas itu walaupun belum ngerti soal trading,’” ujar Canggih menjelaskan alasan para korban mengikuti program tersebut.
Baca Juga: Dilantik Jadi Stafsus Menhan, Deddy Corbuzier: Saya Bersumpah Bahwa...
“Pas dia bilang, ‘Ada koin bagus nih’, langsung dibeli. Dan waktu dia bilang ‘hold terus’, mereka nurut. Tapi ternyata malah rungkad,” jelas Canggih.
Canggih Fitra di Close the Door. (YouTube)
Setelah nilai koin anjlok, para peserta mengaku tidak mendapat kejelasan atau bentuk pertanggungjawaban dari Timothy Ronald. Mereka merasa ditinggalkan saat mengalami kerugian besar.
"Ketika ini rungkad, orang-orang yang awam ini, yang sudah mengeluarkan uang jutaan bahkan puluhan juta itu, dia (Timothy Ronald) malah lepas tangan," cerita Canggih.
Timothy Ronald. (Instagram)
"Pas di situ, orang-orang itu minta pertanggungjawaban, tapi si Timothy itu lepas tangan, (ngomong) 'Kan gue cuma menyarankan. Yang nekan tombol buy kan lo, kalian,'" lanjutnya.
Canggih menegaskan punya bukti kerugian yang dialami korban kelas Timothy.
"Bukti menyarankan untuk beli, untuk hold itu ada. Makanya abis lihat video itu, gue iba sama korban-korban itu, empati ama korban di kelas ini. Kerugiannya itu bisa sampai miliaran, puluhan miliar," tambah Canggih.