Tolak Main Film, Petty Tunjungsari Dimarahi Titiek Puspa: Sombong Amat Sih Kamu

Anak mendiang Titiek Puspa, Petty Tunjungsari Murdago, mengenang momen ketika mendiang ibunya memerahi dirinya ketika menolak tawaran main film layar lebar.

Petty Tunjungsari Murdago menjelaskan jika sang ibu tidak pernah memaksa anak-anaknya untuk mengikuti jejaknya berkarier di dunia hiburan.

Namun, penolakan tawaran bermain film, Petty Tunjungsari saat itu bikin Titiek Puspa marah.

Baca Juga: Lirik Lagu Fenomenal 'Kupu-Kupu Malam' Titiek Puspa, Dipopulerkan Peterpan/NOAH

Petty Tunjungsari, anak sulung Titiek Puspa. (Selvianus Kopong Basar / FTNews.co.id)

"Saya pernah bilang menolak tawaran main film karena saat itu saya baru menikah. Nah, waktu itu Eyang marah," ungkap Petty saat ditemui di Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Titiek Puspa menyebut bahwa keputusan Petty sebagai bentuk kesombongan, mengingat perjuangan panjang yang ia lalui sejak awal meniti karier di dunia seni.

"Dia bilang, ‘Sombong amat sih kamu. Kamu kan belum apa-apa.’ Mungkin karena dia tahu betul perjuangan menjadi artis itu tidak mudah, jadi saat saya menolak, dia merasa itu sombong," jelas Petty.

Baca Juga: Berkarier Selama 67 Tahun, Anak Titiek Puspa Haturkan Permintaan Maaf

Petty Tunjungsari, anak sulung Titiek Puspa. (Selvianus Kopong Basar / FTNews.co.id)

Lebih lanjut, Petty beralasan kuat mengapa menolak tawaran tersebut. Ia khawatir kesibukannya di dunia film akan mengganggu perannya sebagai seorang istri dan ibu.

"Saya merasa, kalau saya ambil peran di film, nanti fungsi saya sebagai istri tidak bisa maksimal. Jadi saya memilih untuk fokus membina keluarga dan mendukung Mama dari belakang layar," bebernya.

Petty kemudian sempat mencoba mengikuti jejak sang ibu di dunia tarik suara. Ia pernah tampil bernyanyi di atas panggung, tetapi harus berhenti setelah alami gangguan pada pita suaranya.

"Ketika saya periksa ke dokter, ternyata ada sedikit jamur di sekitar pita suara. Waktu itu saya juga tidak punya pendamping, jadi saya pikir sudahlah, mungkin memang bukan jalannya," sesal dia. (Selvianus Kopong Basar)