Trump akan Berhentikan Pasukan Transgender dari Militer Amerika
Delapan hari menjadi Presiden, Donald Trump telah melakukan serangkaian gebrakan yang menggegerkan public. Ia telah bergerak cepat mewujudkan janji-janji kampanyenya.
Belum selesai gonjang-ganjing deportasi massal imigran illegal, Trump kembali membuat gebrakan akan melarang pasukan transgender di militer Amerika Serikat. Dia juga menghentikan program militer DEI, program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI).
Trump berencana untuk menandatangani dua perintah eksekutif minggu ini yang akan menghapus DEI dari angkatan bersenjata dan melarang orang transgender untuk bertugas, DailyMail.com mengonfirmasi.
Baca Juga: Trump Ancam Pakai Militer untuk Paksa Maduro Mundur, Presiden Venezuela Siapkan AU
Ia telah menandatangani perintah eksekutif pada hari pertamanya menjabat minggu lalu yang membatalkan arahan Joe Biden tahun 2021 yang mengizinkan orang transgender di militer.
Perintah baru akan melangkah lebih jauh dan menetapkan standar mengenai penggunaan kata ganti dan identitas gender. Perintah itu juga akan secara langsung melarang pasukan transgender bertugas di militer AS.
Langkah tersebut merupakan bagian dari tindakan keras yang lebih luas terhadap 'kegilaan gender' di pemerintah federal, menurut para pejabat. Trump telah mengambil beberapa tindakan yang bertujuan untuk melarang inisiatif DEI.
Baca Juga: Tak Kebal Hukum, Donald Trump akan Dijatuhi Hukuman Kasus Pemalsuan dan Suap pada 10 Januari!
Praktik tersebut mengharuskan kelompok tertentu – seperti kaum minoritas, perempuan, dan penyandang disabilitas – diprioritaskan untuk penempatan kerja.
Partai Republik mengatakan mereka menginginkan kembalinya 'akal sehat' yang memprioritaskan 'perekrutan berdasarkan prestasi.'
Selain itu, Trump juga berencana untuk menandatangani perintah eksekutif yang akan mengembalikan anggota angkatan bersenjata yang diberhentikan karena menolak mandat vaksin Covid-19 Joe Biden. Ia juga akan memberi mereka gaji tertunggak dan mengembalikan pangkat mereka sebelumnya.
Perintah terbaru tersebut merupakan arahan bagi Pentagon untuk mengambil tindakan, yang berarti Menteri Pertahanan Pete Hegseth perlu bertindak untuk membuat arahan bagi cabang-cabang angkatan bersenjata untuk diberlakukan.
Hegseth kini memulai hari pertamanya bekerja sebagai Menteri Pertahanan. Ia berkata kepada wartawan di luar Pentagon pada Senin pagi, mengatakan akan ada 'pergeseran' besar dalam cara DoD beroperasi mulai sekarang.
Tidak jelas kapan dan apakah anggota angkatan bersenjata trans saat ini akan diberhentikan. Meskipun tidak ada statistik yang jelas tentang berapa banyak anggota Militer AS yang transgender, laporan tahun 2018 dari Palm Center memperkirakan ada sekitar 14.700 tentara yang diidentifikasi sebagai transgender.
Pasukan Transgender di Militer Amerika
Rencana Trump membersihkan milter Amerika dari tentara transgender sebenarnya bukan lah hal baru. Niatan itu memang sudah disuarakan Trump sebelumnya.
Dikutip dari hrc.org, telah ‘bocor’ sejak November lalu. Diberitakan bahwa, Trump akan mengembalikan dan memperluas larangan pemerintahan pertamanya terhadap anggota militer transgender. Dan meskipun belum ada yang pasti dan belum ada kebijakan konkret yang diajukan, potensi tindakan eksekutif ini memicu ketidakpastian yang menghancurkan bagi kaum transgender di seluruh negeri.
Untuk diketahui, militer Amerika Serikat merupakan pemberi kerja terbesar bagi orang transgender di negara tersebut. Studi terkini menunjukkan bahwa orang transgender dua kali lebih mungkin untuk bertugas di militer dibandingkan populasi umum.
Rencana itu memicu respon Presiden Kampanye Hak Asasi Manusia Kelley Robinson. Ia menyatakan, melarang ribuan anggota angkatan bersenjata transgender yang memenuhi syarat– yang memenuhi semua kualifikasi untuk bertugas dan telah bertugas tanpa insiden yang memberikan kontribusi positif bagi pertahanan negara selama hampir satu dekade – akan membuat negara kita kurang aman, dan tidak lebih dari sekadar transfobia yang menyamar sebagai kebijakan.
“Militer Amerika Serikat, yang bertugas membela negara kita dan melindungi semua orang Amerika, harus dibangun atas dasar kesiapan dan kualifikasi, bukan bias, kebencian, dan diskriminasi. Anggota angkatan bersenjata transgender adalah patriot yang telah membuktikan komitmen, keterampilan, dan dedikasi mereka untuk melindungi negara,” Kelley Robinson.
Di sisi lain, Langkah ini sejalan dengan apa yang dilakukan Trump dihari pertamanya sebagai Presiden di mana dia menandatangani perintah yang mewajibkan pemerintah federal untuk hanya mengakui dua jenis kelamin - pria dan wanita, yang katanya akan "selanjutnya menjadi kebijakan resmi pemerintah Amerika Serikat".***
Sumber: Daily Mail dan sumber lainnya