Video Ahmad Sahroni Emosi Saat Rapat Dengan SPN di DPR RI Viral
Wakil Ketua Komisi III DPR RI yang juga kader Partai Nasdem, Ahmad Sahroni kembali meluapkan emosiinya saat rapat dengar pendapat dengan Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jawa Barat pada tanggal 06 Februari 2025.
Keemosian Sahroni meledak saat ada salah satu anggota dari SPN yang menjelaskan bahwa alasan dipecatnya siswa bernama Valiano Boni Raphael karena asalan mental dan kesehatan.
Bahkan video keemosian Sahroni viral di media sosial.
Baca Juga: Ini Pasal-pasal yang Jadi Sorotan dalam RUU Polri, dari Pengawasan Siber sampai Pam Swakarsa
Dalam videonya, Sahroni, menilai bahwa penjelasan dari pihak SPN masih bersifat asumsi.
“Ini baru asumsi dari Ibu Ferren. Ini bukan hasil yang tadi disampaikan oleh Kabid Dokkes, kan?" ujar Syahroni dalam video yang diterima olhe FtNews.co.id Jumat 07 Februari 2025.
Sahroni juga mempertanyakan validitas analisis tersebut.
Baca Juga: Bicara Pertemuan dengan Dasco, Rocky Gerung: Saya Kapolda 'Kawan Politik Dasco'
"Itulah yang dinamakan asumsi. Tapi bahasa kerennya analisa lah. Tapi yang dianalisa oleh Ibu Ferren hanya sebatas analisa, tadi Kabid Dokkes menyampaikan hasilnya bahwa ABCD. Itu berarti hasil analisa Ibu Ferren dipatahkan oleh Kabid Dokkes. Kan ceritanya begitu, kan ya?" ujarnya.
Sementara itu, Bagian Psikologi SDM Polda Jabar, Ipda Ferren Azzahra menjelaskan bahwa pihaknya ditugaskan untuk melakukan evaluasi terhadap siswa yang diberhentikan. Salah satu siswa yang diperiksa adalah Valiano Boni Raphael.
"Kami yang ditugaskan untuk memeriksa Valiano Boni Raphael. Kami yang melakukan wawancara dan kami juga yang melakukan tes psikologisnya," ujar Ferren dalam sidang.
Ferren menjelaskan bahwa pihaknya memang menyebutkan Valiano memiliki kecenderungan Narcissistic Personality Disorder (NPD).
Namun, ia menegaskan bahwa pada saat pemulangan, mereka hanya menyampaikan bahwa perilaku siswa tersebut menjurus ke NPD, bukan menderita gangguan tersebut secara klinis.
Ferren juga membantah bahwa analisisnya merupakan asumsi. Menurutnya, pernyataan yang ia sampaikan adalah hasil analisa tim psikologi SDM Polda Jabar.
"Kami tidak menyatakan bahwa yang bersangkutan psikopat atau mengalami halusinasi," tegasnya.
Kasus ini menjadi sorotan publik, terutama di media sosial, di mana banyak warganet mempertanyakan kebijakan yang diambil oleh SPN Polda Jabar dalam pemecatan siswa.