Video Hilda Viral di X, Ini Bahayanya Kalau di Klik
Beberapa hari terakhir, media sosial Indonesia digemparkan oleh beredarnya sebuah video yang dikaitkan dengan Hilda Pricillya , istri dari seorang anggota TNI bernama Serka Muh Farid Batjo.
Video tersebut juga menyeret nama seorang prajurit TNI lainnya, Pratu Risal H . Kontroversi ini langsung menjadi topik hangat di platform X (dulu Twitter).
Banyak netizen yang penasaran, sementara sebagian pihak justru diperingatkan agar masyarakat tidak sembarangan mengklik tautan video yang beredar.
Baca Juga: Biodata dan Agama Hilda Pricillya, Wanita yang Viral karena Dugaan Perselingkuhan dengan Anggota TNI
Pasalnya, fenomena video viral kerap dimanfaatkan oleh oknum untuk menyebarkan malware, phishing, hingga pencurian data pribadi.
Kronologi Singkat Munculnya Video Hilda
Isu ini bermula dari kabar kedekatan antara Hilda Pricillya dan Pratu Risal H. Kedekatan mereka disebut terjadi sejak acara tari gabungan yang melibatkan Persit Kartika Chandra Kirana (organisasi istri TNI) dan prajurit TNI.
Baca Juga: Video 5 Menit Viral Ternyata Bukan Hilda Pricillya, Tapi Amalia Mutya?
Dari interaksi yang semakin intens, keduanya kemudian diduga melanjutkan komunikasi melalui media sosial.
Isu semakin panas ketika muncul klaim bahwa keduanya beberapa kali bertemu secara pribadi di sebuah hotel di Kendari.
Puncaknya, sebuah video berdurasi sekitar 8 menit tersebar luas dan langsung dikaitkan dengan keduanya.
Meski begitu, hingga kini belum ada bukti visual resmi yang benar-benar memastikan isi video tersebut.
Isinya masih tersimpang siur, tapi rumornya sudah telanjur merebak dan jadi perbincangan besar.
Ribuan Netizen Cari Link Video Hilda di X
Hilda Pricillya dan Pratu Risal H. [Instagram]Fenomena video viral ini semakin membesar ketika banyak akun di platform X berdiskusi dan membagikan tautan yang diklaim sebagai link asli video Hilda.
Ribuan warganet pun berbondong-bondong mencari link tersebut. Namun, para pakar keamanan digital mengingatkan bahwa sebagian besar tautan itu palsu dan sengaja dibuat untuk memikat pengguna.
Oknum penjahat siber biasanya memanfaatkan rasa penasaran masyarakat untuk menanamkan virus, malware, hingga aplikasi berbahaya.