Viral! Aksi Gus Elham Yahya Cium Anak Perempuan Bikin Warganet Murka di X

Jagat media sosial, khususnya platform X (sebelumnya Twitter), tengah dihebohkan oleh perbincangan hangat seputar sosok Gus Elham Yahya.

Namanya mendadak viral setelah sebuah video menampilkan dirinya melakukan tindakan yang dinilai tidak pantas terhadap seorang anak perempuan yang bukan keluarganya.

Gus Elham Yahya sedang menjadi perbincangan [Instagram/Comellhamyahya]

Baca Juga: Profil Gus Elham Yahya: Dai Muda Viral di X dan Sorotan Publik terkait Etika

Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun @PernebangRoket, yang menyertakan kritik keras dalam keterangan unggahannya:

“Kapan ya si pedofil, child groom, manipulative ini stop bertingkah? Gimana sih ngasih tahu para pengikutnya kalo ini salah satu tindakan pelecehan? Muak banget gw.”

Unggahan itu sontak menyebar luas dan memicu gelombang kemarahan serta keprihatinan publik. Banyak pengguna X menilai tindakan yang terekam dalam video tersebut tidak hanya tidak pantas secara moral, tetapi juga berpotensi merusak kepercayaan masyarakat terhadap figur yang selama ini dikenal sebagai tokoh agama.

Warganet Bersuara: Dari Kritik Tajam hingga Rasa Jijik

Tak butuh waktu lama, lini masa X dibanjiri komentar pedas dari warganet yang mengecam perilaku tersebut. Akun @IntanKintania menyoroti sulitnya mengubah pola pikir pengikut figur-figur seperti Gus Elham Yahya:

“Berat ka, itu doktrinnya sudah turun-temurun. Kehidupan mereka juga disibukkan sama kegiatan kelompoknya, jadi gak ada waktu buat nerima informasi baru. Yang penting bisa hidup, dapat berkah ‘gurunya’, mati ‘masuk surga’.”

Sementara itu, pengguna lain dengan akun @shine_sun326 meluapkan kekesalannya dengan bahasa yang lebih emosional dan sarkastik:

“Jijik bangetttt, pipinya dikokop. Deeekk basuh tujuh kali dekk, jangan lupa basuhnya pakai tanah jugaaa.”

Gelar “Gus” dan Tanggung Jawab Moral di Mata Publik

Gus Elham Yahya [Instagram/Comellhamyahya]Dalam tradisi pesantren dan masyarakat Muslim Indonesia, gelar “Gus” bukan sekadar panggilan kehormatan. Gelar ini biasanya diberikan kepada putra seorang kiai atau ulama besar, yang diharapkan menjadi penerus nilai-nilai keilmuan, spiritualitas, dan keteladanan moral.

Seorang “Gus” idealnya mencerminkan akhlak yang luhur, tutur kata yang santun, dan perilaku yang menjaga martabat agama. Oleh sebab itu, ketika seseorang yang menyandang gelar ini tersandung kontroversi, dampaknya bisa jauh meluas tidak hanya mencoreng nama pribadi, tetapi juga meruntuhkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi keagamaan.

Dalam konteks ini, publik menuntut adanya tanggung jawab moral dari para tokoh agama untuk menjaga perilakunya di ruang publik. Di era digital, setiap tindakan mudah terekam dan tersebar, sehingga kesalahan kecil pun bisa menimbulkan efek domino besar bagi reputasi lembaga dan umat yang mereka bimbing.