Lifestyle

Viral di Medsos! Lirik Lagu Minang Ini Dianggap Menentang Kehendak Tuhan

04 Oktober 2025 | 16:24 WIB
Viral di Medsos! Lirik Lagu Minang Ini Dianggap Menentang Kehendak Tuhan
tuhan den paso (TikTok)

Kisruh ini bermula dari viralnya video penampilan lagu Minang berjudul “Patah Bacinto.”

rb-1

Dalam versi aslinya, lagu tersebut menyampaikan pesan pasrah dan religius, terutama pada bait:

“Patah bacinto itu biaso, kalau indak jodoh, Tuhan kuaso.”

Baca Juga: Biodata dan Agama Hilda Pricillya, Wanita yang Viral karena Dugaan Perselingkuhan dengan Anggota TNI

rb-3

Namun, dalam rekaman konser yang beredar di media sosial, bagian “Tuhan kuaso” terdengar berbeda dan ditafsirkan publik sebagai “Tuhan den paso.”

Perubahan satu kata itu menimbulkan dampak besar. Banyak warganet menganggap lirik tersebut bermakna “Tuhan aku memaksa” atau bahkan “Tuhan tolong pikir-pikir lagi.”

Baca Juga: Mobil Patroli Tabrak Warga di Dompu, Diduga Dikemudikan Polisi Mabuk

Makna yang berbalik arah dari “Tuhan berkuasa” menjadi “Tuhan aku memaksa” dianggap menyesatkan karena seolah menempatkan manusia sejajar dengan Tuhan.

Perdebatan di Dunia Maya dan Reaksi Warga Payakumbuh

Sebagian netizen berusaha membela, menyebut perubahan bunyi itu mungkin disebabkan oleh aksen atau pelafalan penyanyi saat tampil. Namun, bagi masyarakat Payakumbuh, alasan tersebut belum cukup untuk meredam keresahan.

“Dalam budaya Minang, setiap kata dalam lirik lagu memiliki makna mendalam. Kalau sampai salah sebut, apalagi menyangkut nama Tuhan, tentu menimbulkan kegelisahan,” ujar Buya Rahmat Syafril, tokoh agama asal Payakumbuh, saat dimintai tanggapan, Sabtu (4/10/2025).

Menurutnya, seni tradisi Minang dikenal sarat nilai spiritual. Karena itu, setiap penyanyi perlu memahami makna di balik setiap bait agar pesan yang disampaikan tetap menjaga adab dan keimanan.

Seruan Taubat dan Refleksi di Era Viral

ilustrasi panggung (Pexels)ilustrasi panggung (Pexels)

Merespons kegaduhan tersebut, para ulama dan tokoh budaya menyerukan agar pihak yang terlibat segera memberikan klarifikasi dan permintaan maaf terbuka.

Mereka menilai kejadian ini sebagai pelajaran penting bagi pelaku seni agar lebih berhati-hati dalam menafsirkan karya, terutama yang menyentuh ranah keagamaan.

Budayawan Minang, Yusril Dt. Sutan Marajo, menilai peristiwa ini menjadi cermin bagaimana budaya digital memperbesar dampak dari kesalahan kecil.

“Di dunia maya, satu kata bisa menimbulkan badai. Maka, kepekaan budaya dan pemahaman konteks menjadi hal yang wajib bagi seniman di era sekarang,” ungkapnya.

Selain itu, Yusril juga mengingatkan bahwa seni dan agama sejatinya dapat berjalan seiring.

“Lagu-lagu Minang itu bukan sekadar hiburan. Ia adalah cermin nilai-nilai moral dan tauhid. Kalau sampai melenceng, kita perlu kembali meluruskan niat dan maknanya,” tambahnya.

Kontroversi “Tuhan Den Paso” memperlihatkan betapa besar pengaruh kata dan bahasa dalam kehidupan sosial serta religius masyarakat Indonesia.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kebebasan berekspresi dalam seni harus selalu diimbangi dengan kepekaan budaya dan tanggung jawab spiritual.

Dengan kejadian ini, masyarakat diharapkan semakin sadar bahwa menjaga kesucian nama Tuhan bukan sekadar soal keyakinan, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap budaya dan identitas bangsa.

Tag minangkabau viral Patah Bacinto

Terkait

Terkini