Viral Mahasiswi di China Di-DO Gara-Gara Pacaran dengan Warga Negara Asing
Lifestyle

Sebuah universitas di China mengumumkan drop out (DO) seorang mahasiswi karena "merusak martabat nasional" setelah ia dituduh melakukan "interaksi yang tidak pantas" dengan seorang pria asing. Hal ini memicu reaksi di media sosial China bahwa universitas tersebut terlalu berlebihan.
Selama beberapa hari terakhir, DO mahasiswi tersebut telah memicu ribuan komentar di platform seperti Xiaohongshu dan Douyin, TikTok-nya China, yang banyak di antaranya mempertanyakan apakah universitas berhak menghakimi kehidupan pribadinya dan mengangkatnya menjadi masalah kepentingan nasional.
Pernyataan Universitas
Universitas Politeknik Dalian. (Wikipedia/Yoshi Canopus)
Dikutip Associated Press, dalam pengumuman yang diposting minggu lalu, Universitas Politeknik Dalian di timur laut China menyatakan bahwa mahasiswi tersebut akan "dikeluarkan" dalam 60 hari, dengan mengatakan bahwa ia melanggar peraturan universitas yang melarang "berinteraksi tidak pantas dengan orang asing yang merusak martabat nasional."
"Perilaku buruk Anda pada 16 Desember 2024 telah menyebabkan dampak negatif yang mengerikan," demikian bunyi pengumuman tersebut, tanpa memberikan detail tentang apa yang dimaksud dengan "perilaku buruk".
Pihak universitas telah merilis namanya, tetapi Associated Press tidak mempublikasikannya karena alasan privasi.
Tindakan universitas tersebut menggambarkan sejumlah isu yang berkembang dalam masyarakat China modern, termasuk diskusi seputar bias gender dan dorongan kuat menuju nasionalisme.
Para pengguna internet China telah menghubungkan mahasiswa yang dituduh dengan video yang diunggah oleh Danylo Teslenko, yang juga dikenal sebagai Zeus, seorang gamer profesional Ukraina yang menunjukkan dirinya sedang bermesraan dengan seorang perempuan muda berwajah Asia di sebuah kamar hotel. Namun tidak dapat terverifikasi apakah perempuan dalam video tersebut adalah mahasiswa tersebut.
Kecaman Netizen China
Dalian Polytechnic University. (https://en.dlpu.edu.cn/)
Beberapa netizen di media sosial menyebut keputusan sekolah untuk mengeluarkan siswi tersebut sebagai tanda "gaya Taliban", di mana suatu bangsa atau kelompok tertentu mengklaim kepemilikan atas tubuh seorang perempuan. Yang lain menyebutnya misogini, mempertanyakan apakah seorang pria China akan dianggap "kebanggaan nasional" jika ia berhubungan seks dengan perempuan asing.
The Paper, surat kabar milik pemerintah di Shanghai, mengatakan bahwa tidak hanya "tidak pantas" untuk mempublikasikan nama lengkap siswi tersebut, tetapi juga "bahkan mungkin melanggar Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi."
"Tidak pantas untuk mencangkokkan urusan pribadi ke ranah publik untuk dibagikan kepada publik," kata The Paper.
Teslenko, sang gamer, mengonfirmasi pada hari Minggu bahwa ia mengunggah "beberapa video di Telegram dengan seorang perempuan yang saya temui di Shanghai" tetapi kemudian menghapusnya "segera setelah saya memahami keseriusan situasinya," menurut unggahannya di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
"Wajah kami memang terlihat, tapi tidak ada konten eksplisit atau hal yang tidak sopan dalam video-video itu," tulis postingan tersebut, "Saya tidak pernah bilang kalau perempuan China itu gampangan."