Viral TPU Ploso Kudus, Makam Warga dan Pahlawan Kini Jadi Jalan
Sebuah video singkat yang merekam pemandangan tak lazim di TPU Ploso, Kudus, Jawa Tengah, mendadak viral dan menuai perhatian publik.
Bukan karena keindahan visual, melainkan rasa miris yang muncul saat terlihat deretan nisan pahlawan dan warga sipil tertutup lapisan semen.
Area pemakaman yang seharusnya menjadi tempat peristirahatan terakhir dengan nuansa khidmat, kini justru berubah fungsi menjadi jalan setapak hasil pengecoran.
Pembangunan tersebut diketahui bertujuan mempermudah akses peziarah menuju makam ulama kharismatik Habib Ja’far Al Kaff.
Namun, niat baik itu justru memicu perdebatan serius di ruang publik, khususnya terkait etika, adab, dan penghormatan terhadap makam yang sudah lebih dahulu ada.
Jalan Cor di Atas Makam Picu Polemik
Sejumlah warganet yang pernah berkunjung langsung ke lokasi ikut memberikan kesaksian. Salah satunya mengaku telah berbincang dengan juru kunci TPU Ploso dan menyebut bahwa proyek pengecoran jalan tersebut bukan berasal dari pihak keluarga Habib Ja’far, melainkan merupakan inisiatif pemerintah daerah setempat.
Meski demikian, publik menyoroti minimnya koordinasi dan pertimbangan spiritual dalam proses pembangunan. Dalam tradisi masyarakat Jawa dan nilai-nilai Islam, melangkahi makam saja dianggap tidak sopan, terlebih jika sampai menjadikannya jalur lalu lalang peziarah tanpa proses pemindahan jenazah yang layak.
“Intinya ada kesalahan prosedur besar. Seharusnya ada fatwa atau proses pemindahan makam terlebih dahulu. Ini soal adab,” tulis seorang netizen yang mencoba menjelaskan duduk perkara secara netral.
Sosok Habib Ja’far Al Kaff dan Ribuan Peziarah
Ramainya peziarah di TPU Ploso tak lepas dari sosok As Sayyid Al Habib Ja’far bin Muhammad bin Hamid Al Kaff. Di mata masyarakat, beliau dikenal sebagai ulama kharismatik yang diyakini banyak orang sebagai Waliyullah.
Habib Ja’far lahir dan besar di Kudus serta dikenal luas karena kesederhanaan dan pengaruh spiritualnya. Ia wafat di Samarinda pada awal tahun 2021, lalu dimakamkan di TPU Ploso. Sejak saat itu, makamnya tak pernah sepi dari peziarah yang datang dari berbagai daerah.
Catatan Kritis bagi Pembangunan di Area Sakral
Kasus pengecoran jalan di TPU Ploso menjadi pengingat penting bagi pemerintah daerah dan pemangku kebijakan. Pembangunan fasilitas publik di area sakral seperti pemakaman tidak bisa semata-mata berorientasi pada aspek teknis dan aksesibilitas.
Ada nilai sosial, budaya, dan agama yang wajib dijaga. Menghormati tokoh besar yang telah wafat memang penting, namun mengabaikan hak dan kehormatan makam lain di sekitarnya juga tidak bisa dibenarkan.
Kini, publik menanti langkah konkret untuk menyelesaikan polemik ini, sekaligus memastikan agar pembangunan di ruang-ruang sakral tetap menjunjung tinggi adab dan nilai kemanusiaan.
