Nasional

Warisan Abadi: Mengenang Pengabdian Sri Susuhunan Pakubuwono XIII

03 November 2025 | 20:45 WIB
Warisan Abadi: Mengenang Pengabdian Sri Susuhunan Pakubuwono XIII
Penyatuan budaya oleh Pakubuwono XIII

Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, yang terlahir dengan nama Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi (kemudian juga dikenal sebagai Gusti Raden Mas Suryo Partono), telah wafat pada usia 77 tahun.

rb-1

Beliau meninggalkan warisan mendalam sebagai penjaga budaya dan pemersatu Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo).

Baca Juga: Kehadiran Masjid Sheikh Zayed Solo Bawa Angin Segar Bisnis Perhotelan

rb-3

Perjuangan Takhta dan Semangat Rekonsiliasi

Pakubuwono XIII naik takhta pada tahun 2004, menggantikan almarhum ayahnya, Pakubuwono XII. Masa awal kepemimpinannya diwarnai perjuangan berat dalam menghadapi konflik internal suksesi takhta yang dikenal sebagai 'Konflik Raja Kembar', yang sempat memecah belah keluarga keraton.

Setelah proses panjang dan melelahkan, rekonsiliasi akhirnya dicapai pada tahun 2012. Beliau kemudian secara resmi diakui sebagai satu-satunya raja yang sah, mengakhiri dualisme kepemimpinan dan memulihkan wibawa Keraton Kasunanan.

Baca Juga: Marak Konsumsi Daging Anjing, Ini yang Dilakukan Pemkot Surakarta

Dalam perjalanan kepemimpinannya, pada tahun 2022, beliau juga secara resmi menobatkan putranya, KGPH Purbaya, sebagai putra mahkota Kasunanan Surakarta.

Mengenang Pengabdian Pakubuwono XiiiMengenang Pengabdian Pakubuwono Xiii

Pelestarian Budaya Jawa di Tengah Modernisasi

Pakubuwono XIII dikenang sebagai figur yang berdedikasi tinggi dan konsisten dalam menjaga kelestarian budaya dan adat istiadat Jawa.

Menjaga Tradisi Keraton: Di bawah kepemimpinannya, berbagai tradisi besar keraton tetap dijaga pelaksanaannya, seperti Kirab Pusaka, Sekaten, dan Tingalan Jumenengan Dalem. Beliau konsisten menjaga keberlangsungan upacara adat dan spiritualitas tradisional keraton.

Membuka Keraton untuk Masyarakat: Beliau berupaya menjadikan Keraton sebagai pusat kegiatan budaya yang terbuka bagi masyarakat luas. Inisiatif ini mendorong kolaborasi dengan seniman dan pemerintah daerah, serta mengembangkan program edukasi budaya untuk menarik minat generasi muda.

Peran Vital Sebelum Raja: Bahkan sebelum naik takhta, KGPH Hangabehi pernah menjabat sebagai Pangageng Museum Keraton Surakarta dan berperan penting dalam pemulihan keraton pascakebakaran pada tahun 1985.

Penghargaan: Atas kontribusinya, beliau juga pernah menerima gelar Doktor Kehormatan dari Global University (GULL), Amerika Serikat.

Masyarakat Surakarta dan pemerhati budaya mengenang Pakubuwono XIII sebagai sosok yang sederhana, bijaksana, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Jawa.

Warisan terbesarnya adalah semangat menjaga harmoni, kesederhanaan, perdamaian, dan kebangkitan adat Jawa gaya Surakarta. Jenazah almarhum disemayamkan di Keraton Kasunanan Surakarta sebelum dimakamkan di Makam Raja-Raja Imogiri, Yogyakarta, tempat peristirahatan para raja Mataram dan keturunannya.

Tag Solo PakubuwonoXIII KeratonSolo KasunananSurakarta RajaJawa BudayaJawa SejarahIndonesia KirabPusaka