10 Adab Berdoa dalam Islam agar Cepat Dikabulkan Allah SWT

Lifestyle

Kamis, 18 September 2025 | 09:20 WIB
10 Adab Berdoa dalam Islam agar Cepat Dikabulkan Allah SWT
Berdoa umat Islam. (Meta AI)

Doa dalam Islam dipandang sebagai senjata terkuat bagi umat muslim. Dengan doa, seorang hamba dapat memohon perlindungan, kekuatan, dan pertolongan langsung dari Allah SWT yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

rb-1

Doa juga menjadi penghubung hati seorang muslim dengan Tuhannya, memberikan ketenangan di tengah ujian hidup. Inilah yang membuat doa disebut senjata, karena mampu menundukkan hal-hal yang tidak terlihat sekalipun, ketika usaha manusia sudah sampai pada batasnya.

Berdoa juga merupakan bagian dari ibadah yang rutin dilakukan oleh umat Islam misalnya dalam salat. Selain karena perintah agama, berdoa juga bisa menjadi sarana untuk mengajukan permohonan kepada Allah agar keinginan, harapan, maupun cita-cita bisa terwujud menjadi kenyataan.

Baca Juga: Wahid Foundation Soroti Kebebasan Beragama Usai Kasus Mahasiswa Unpam

rb-3

Sebagaimana ibadah-ibadah lainnya, saat berdoa hendaknya seorang muslim memperhatikan adab-adabnya agar setiap permohonan bisa dikabulkan oleh Allah. Dikutip situs Kementerian Agama, terdapat 10 adab berdoa sebagaimana dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin (Beirut, Daru Ibn Hazm: 2005), juz I, halaman 361-364, yaitu sebagaimana berikut:

1. Berdoa di Waktu Mulia

Umat Islam berdoa. (Meta AI)Umat Islam berdoa. (Meta AI)Agar doa bisa dikabulkan hendaknya seorang muslim berdoa di waktu mulia yang dinilai mustajab. Dari sekian banyak waktu, ada sejumlah waktu yang dinilai mustajab, di antaranya adalah hari Arafah dan bulan Ramadan untuk tahunan, hari Jum'at untuk mingguan, dan waktu sahur untuk harian. Rasulullah bersabda:

Baca Juga: Apa Hukum Memejamkan Mata saat Salat, Sah atau Batal?

يَنْزِلُ اللَّهُ تَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْأَخِيرِ، فَيَقُولُ عَزَّ وَجَلَّ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ، مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

Artinya: “Allah Swt turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berfirman: ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku beri. Dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni.” (HR. Bukhari Muslim)

2. Berdoa dalam Kondisi Istimewa

Selain memilih waktu mulia, seorang muslim juga bisa berdoa pada kondisi-kondisi tertentu yang dinilai istimewa dan juga mustajab, misalnya saat turun hujan, saat berpuasa, setelah shalat lima waktu, serta waktu di antara azan dan iqamat. Rasulullah bersabda:

الدُّعَاءُ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ لَا يُرَدُّ

Artinya: “Doa antara azan dan iqamat tidak akan ditolak.” (HR. at-Tirmidzi)

3. Menghadap Kiblat

Saat seorang muslim sedang berdoa hendaknya sambil menghadap kiblat, mengangkat kedua tangannya, dan menundukkan pandangannya. Setelah selesai memanjatkan doa kemudian dilanjutkan dengan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

كَانَ رَسُولُ اللّٰهِ ﷺ إِذَا مَدَّ يَدَيْهِ فِي الدُّعَاءِ لَمْ يَرُدَّهُمَا حَتَّى يَمْسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ

Artinya: “Apabila Rasulullah mengangkat kedua tangannya dalam doa, beliau tidak menurunkannya hingga mengusap wajahnya dengan keduanya.” (HR. Muslim)

4. Bersuara Lirih

Saat seorang muslim sedang berdoa hendaknya bisa mengatur volume dengan tidak mengeraskan suaranya, melainkan melakukannya dengan penuh kelembutan, ketundukan, dan kerendahan hati. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt dalam Surat Al-A’raf ayat 55:

ٱدْعُوا۟ رَبَّكُمْ تَضَرُّعًۭا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُعْتَدِينَ

Artinya: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

5. Menghindari Sajak

Seorang muslim hendaknya tidak memaksakan diri membuat sajak atau rangkaian kata yang berlebihan saat memanjatkan doa kepada Allah. Pasalnya, jika doa dipaksakan dalam bentuk sajak, dikhawatirkan akan mengurangi sikap rendah hati dan ketundukan. Rasulullah bersabda:

سَيَكُونُ قَوْمٌ يَعْتَدُونَ فِي الدُّعَاءِ

Artinya: “Akan ada kaum yang melampaui batas dalam berdoa.” (HR. Abu Dawud)

6. Hati yang Khusyu

Berdoa merupakan peristiwa sakral sehingga dalam praktiknya perlu diiringi dengan sikap rendah hati, khusyuk, serta penuh harap dan takut kepada Allah. Rasulullah bersabda:

إِذَا أَحَبَّ اللّٰهُ عَبْدًا ابْتَلَاهُ حَتَّى يَسْمَعَ تَضَرُّعَهُ

Artinya: “Apabila Allah mencintai seorang hamba, Dia akan mengujinya hingga Dia mendengar doa permohonannya dengan penuh kerendahan.” (HR. Ad-Dailami)

7. Yakin Dikabulkan Allah

Saat memanjatkan doa kepada Allah, seorang muslim hendaknya meyakini bahwa Allah Maha Kuasa sehingga Dia akan mengabulkan setiap doa hamba-Nya. Di sisi lain, keyakinan ini akan menjadi energi positif yang akan membantu terwujudnya harapan. Rasulullah bersabda:

ادْعُوا اللّٰهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللّٰهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ

Artinya: “Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah Azza wa Jalla tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai." (HR. at-Tirmidzi)

8. Serius dan Penuh Kesungguhan

Dalam berdoa hendaknya seorang muslim menunjukkan keseriusan dan kesungguhannya serta tidak tergesa-gesa menuntut jawaban. Di antara ciri yang menunjukkan sikap demikian adalah dengan mengulangi doanya minimal 3 kali. Rasulullah bersabda:

يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ، فَيَقُولَ: قَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي. فَإِذَا دَعَوْتَ فَاسْأَلِ اللّٰهَ كَثِيرًا، فَإِنَّكَ تَدْعُو كَرِيمًا

Artinya: "Doa seseorang akan dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa dengan berkata: ‘Aku telah berdoa, tetapi belum juga dikabulkan.’ Maka apabila engkau berdoa, mintalah kepada Allah dengan banyak, karena sesungguhnya engkau memohon kepada Dzat Yang Maha Pemurah.” (HR. Bukhari Muslim)

9. Membaca Hamdalah dan Shalawat

Ilustrasi Berdoa. (Meta AI)Ilustrasi Berdoa. (Meta AI)Berdoa kepada Allah hendaknya tidak langsung masuk pada inti permohonan, melainkan diawali dengan memuji kepada Allah atau membaca hamdalah yang disertai dengan membaca shalawat Nabi. Salamah bin Al-Akwa berkata:

مَا سَمِعْتُ رَسُولَ اللّٰهِ ﷺ يَسْتَفْتِحُ الدُّعَاءَ إِلَّا اسْتَفْتَحَهُ بِقَوْلِ: سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَلِيِّ الْأَعْلَى الْوَهَّابِ

Artinya: "Aku tidak pernah mendengar Rasulullah membuka doa kecuali beliau memulainya dengan ucapan: ‘Subhana rabbiyal ‘aliyyil a‘lal Wahhab (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi lagi Maha Pemberi)." (HR. Ahmad)

10. Tobat dan Ikhlas

Menurut Al-Ghazali, adab yang kesepuluh ini merupakan adab batin yang menjadi pokok agar terkabulnya doa, yaitu bertaubat, mengembalikan hak orang lain yang terzalimi, dan menghadapkan hati sepenuhnya kepada Allah Swt. Inilah sebab yang paling dekat bagi terkabulnya doa.

Dikisahkan Al-Ghazali, di zaman Nabi Musa terjadi kemarau yang cukup panjang. Nabi Musa bersama Bani Israil kemudian memohon kepada Allah agar segera turun hujan. Walaupun sudah menggelar doa bersama namun ternyata belum juga dikabulkan. Nabi Musa kemudian mendapatkan wahyu bahwa di antara Bani Israel tersebut ada sejumlah orang yang telah melakukan dosa.

Tag berdoa islam adab berdoa

Terkini