2 Alasan Mengapa Umat Islam Lakukan Pemantauan Hilal Setiap Jelang Lebaran?

Sosial Budaya

Kamis, 27 Maret 2025 | 11:48 WIB
2 Alasan Mengapa Umat Islam Lakukan Pemantauan Hilal Setiap Jelang Lebaran?
Ilustrasi. (Pixabay @fill)

Kementerian Agama telah mengumumkan bahwa sidang penetapan (isbat) awal Syawal 1446 H digelar pada 29 Ramadan yang bertepatan 29 Maret 2025. Sebelum sidang isbat terlebih dahulu dilakukan rukyatul hilal atau pemantauan hilal.

rb-1

Meski ada metode hisab yang sudah dipasatikan kapan Idul Fitri 1 Syawal tiba, data-data astronomi tersebut kemudian diverifikasi kembali melalui mekanisme rukyat. Rukyatul hilal ini tidak hanya dilakukan ketika jelang Lebaran atau Idul Fitri.

Sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal (yang saat ini akan dilakukan), dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah.

Baca Juga: Mulai 26 Februari, Tiket KA Lebaran Sudah Dapat Dipesan

rb-3

Dalam keterangan situs Kementerian Agama, setidaknya ada dua dimensi dari proses pelaksanaan rukyatul hilal.

Ilustrasi. (Pixabay @yazidnasuha)

Pertama, dimensi ta'abbudi

Rukyat sejalan sunah Nabi Muhammad SAW yang sudah dilakukan sejak dulu untuk melakukan rukyat saat akan mengawali atau mengakhiri puasa.

Baca Juga: Dua Orang Penumpang Jatuh ke Laut saat Berdesakan Naik Kapal di Pelabuhan Merak

Sunnah ini dipertegas oleh Fatwa MUI bahwa penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah berdasarkan metode hisab dan rukyat.

Penggunaan metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal Syawwal merupakan pelaksanaan dari ajaran Islam yang sejalan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.

Dalam fatwa itu disebutkan, penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode hisab dan rukyah oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku secara nasional.

Selain itu, rukyatul hilal juga bagian dari syiar Islam. Masyarakat menjadi terbuka informasi tentang Lebaran ketika terlebih dahulu dilakukan rukyatul hilal.

Kedua, dimensi pengetahuan

Rukyat merupakan proses konfirnasi atas data-data hisab dan antronomis. Apa yang telah dihitung secara astronomi dikonfirmasi di lapangan melalui rukyat.

Ilustrasi. (Pixabay @kasabubu)

Secara hisab atau perhitungan astronomi, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 jam 17.57.58 WIB. Karenanya, berdasarkan data astronomi, saat terbenam matahari, posisi hilal berkisar antara minus tiga di Papua dan minus satu di Aceh.

Kemungkinan 1 Syawal baru masuk pada esok harinya karena posisi hilal masih belum mencapai ketinggian 3 derajat. Artinya tanggal 30 Maret, dimulai magrib, sudah masuk 1 Syawal. Maka Lebaran atau salat Id dimulai pagi harinya pada tanggal 31 Maret.

Begitu juga dalam kalender Hijriah yang dikeluarkan Kementerian Agama, Idul Fitri 1446 H jatuh pada 31 Maret dan 1 April 2023 atau hari pertama Lebaran pada Senin, 31 Maret. Namun demikian, seperti dijelaskan di atas bahwa data-data tersebut akan kembali dikonfirmasi melalui rukyatul hilal.

Tag Lebaran Sidang Isbat Rukyatul Hilal Idulfitri

Terkini