FTNews – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia kembali menganugerahkan penghargaan Hassan Wirajuda Perlindungan WNI Award (HWPA) tahun 2023 kepada 23 individu dan entitas. Para penerima penghargaan ini dinilai berjasa dalam upaya perlindungan WNI di luar negeri.
Dalam sambutannya Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi memuji para pejuang kemanusiaan ini. Mereka konsisten melindungi WNI dengan tugas yang luar biasa.
“Kita kembali berkumpul untuk memberikan apresiasi kepada para insan pelindung warga negara Indonesia yang bergerak atas nama kemanusiaan. Dan bekerja keras tanpa lelah, tanpa batas,†kata Menlu di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (26/4) malam.
HWPA sudah Kemlu gelar sejak tahun 2015. Sebanyak 178 individu maupun instansi telah menerima penghargaan tersebut.
Retno berharap penghargaan HWPA 2023 ini dapat menginspirasi. Mendorong banyak pihak semakin giat memastikan WNI di luar negeri terlindungi.
“Kontribusi positif mereka senantiasa turut menyokong prioritas diplomasi Indonesia selama satu dekade terakhir,†imbuh Retno.
Pemenang Hassan Wirajuda Award
Beberapa dari 23 pemenang Hassan Wirajuda Award 2023 antara lain Duta Besar RI untuk Sudan, Sunarko. Ia berjasa melindungi WNI di tengah perang saudara yang terjadi di negara itu. Ia pun berhasil mengevakuasi WNI ke tempat yang aman dari peperangan.
Kepala Perwakilan RI lainnya yang mendapat penghargaan tersebut adalah Duta Besar RI untuk Turki periode 2019-2023 Lalu Muhamad Iqbal.
Saat peristiwa gempa besar di selatan negara tersebut di awal tahun 2023, menjadi perwakilan asing paling awal yang menurunkan bantuan saat itu. Ia pun pernah meraih penghargaan dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Selanjutnya, AKBP Ni Made Pujewati dari Polda NTB yang berjasa menyelesaikan 55 laporan Tindak Pidana Perdagangan Orang dengan 94 tersangka sepanjang tahun 2023.
Selanjutnya, Direktur Ekskutif Migrant CARE Wahyu Susilo. Ia meraih Hasan Wirajuda award dengan kategori masyarakat madani.
Mengutip @migrantcare ucapan selamat mengalir bagi Wahyu Susilo. Tahun 2004, Wahyu Susilo dan Migrant CARE kerap mewarnai pemberitaan karena advokasinya terhadap masalah yang TKI alami di luar negeri.
Ia pun konsisten mengadvokasi para pekerja migran asal Indonesia dari eksploitasi dan diskriminasi di luar negeri.
