4 Hal yang Bikin Gen Z Makin Susah Punya Rumah
Lifestyle

Tak sedikit orang yang menganggap memiliki rumah sendiri adalah sebuah pencapaian besar, termasuk para generasi Z atau Gen Z.
Namun ternyata memiliki sebuah rumah kini bukan hal yang mudah, terlebih bagi pada generasi Z alias Gen Z.
Makin melambungnya harga properti dan kondisi ekonomi yang tak menentu, nampaknya akan membuat generasi Z atau Gen Z makin sulit memiliki rumah.
Baca Juga: Lansia Tewas Akibat Kebakaran Rumah di Cipinang
Apa sebanarnya yang membuat generasi Z atau Gen Z sulit mewujudkan mimpinya punya rumah? Berikut ulasannya.
1. Harga rumah melonjak, tak terkejar inflasi
Harga properti, khususnya di kota-kota besar makin melambung tinggi dan kenaikannya tak diimbangi diimbangi dengan pendapatan para Gen Z yang baru memulai karier.
Baca Juga: Gen Z di Pilpres: Bukan Nomor Urut, Rekam Jejak Paslon Jadi Penentu
Meski penghasilannya nampak cukup, namun seringkali Gen Z sulit menyisihkan sebagian gajinya untuk membayar uang muka rumah.
Kalaupun bisa membayar uang muka, beban hidup Gen Z makin menantang kalau ada kebutuhan lain, seperti cicilan kendaraan atau biaya lainnya.
Selain itu, para pengembang di pusat kota menjual rumah dengan harga yang tinggi.
Ini membuat Gen Z harus memli rumah di pinggiran kota yang jaraknya cukup jauh dengan tempat kerja.
Alhasil, keinginan Gen Z untuk memiliki rumah semakin sulit tercapai.
2. Biaya hidup tinggi, tabungan menipis
Biaya hidup sehari-hari yang tinggi juga menjadi salah satu faktor penghambat Gen Z untuk memiliki rumah.
Biaya hidup tak hanya makan, tapi juga transportasi, biaya internet, hingga kebutuhan akan hiburan.
Dan biaya hidup ini kadang tak imbang dengan pendapatan dari hasil kerja atau usaha yang tergantung dengan kondisi ekonomi makro.
Akhirnya banyak Gen Z yang memilih untuk fokus memenuhi kebutuhan saat ini dibanding untuk menabung untuk masa depan.
Sekalipun bisa menabung, Impian membeli rumah juga berpotensi tak terkejar, sebab biaya hidup dan harga rumah juga terus meningkat.
3. Sistem kredit yang memberatkan
Membeli rumah tanpa sistem kredit hampir mustahil bagi banyak orang termasuk para Gen Z.
Namun sayangnya, kini sebagian besar pengembang memakai sistem Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dalam menjual rumah.
Hal ini seringkali terasa memberatkan konsumen, terlebih bagi Gen Z yang baru saja memulai karier.
Apalagi bank biasanya memberikan syarat uang muka yang tinggi dan tenor yang panjang, bisa puluhan tahun terasa mencekik.
Alhasil, Gen Z memilih untuk menyewa tempat tinggal untuk menghindari utang jangka panjang.
4. Utamakan pengalaman daripada investasi
Alasan terakhir tidak berkaitan dengan kondisi ekonomi makro atau sistem pemilikan rumah yang ditetapkan pengembang dan perbankan.
Namun alasan terakhir lebih terkait dengn mentalitas para Gen Z, dimana mereka dikenal sebagai generasi yang lebih menghargai pengalaman hidup dibanding aset.
Tak sedikit dari mereka yang memilih menghabiskan uang untuk travelling, mencoba restoran baru atau menikmati liburan, daripada mencicil rumah.
Dalam beberapa kasus, juga ditemukan Gen Z yang merasa memiliki rumah bukanlah prioritas utama.